Sabtu, 22 Desember 2012

Nama : Intan Putri Nazila NIM : 12640025 Solusi dan Ilustrasi atas Terpuruknya Penggunaan Bahasa Indonesia akibat Penggunaan Bahasa Asing, Bahasa Daerah dan Bahasa Slank A. Bahasa Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama. Sebagai masyarakat yang hidup di Indonesia, sudah tentu kita akan terlibat dalam keberagaman tersebut. Dalam keberagaman suku, budaya, dan hal lain di Indonesia ini, ada satu keberagaman paling krusial, yakni bahasa. bahasa merupakan alat komunikasi dalam sebuah lingkungan sosial. Mengingat teori Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa komunikasi merupakan kebutuhan makhluk social untuk melangsungkan kehidupan. Keberagaman bahasa di Indonesia di karenakan beragam bangsa yang mempunyai karakteristik bahasa masing-masing, dan untuk mempermudah interaksi antarsuku dan antarwilayah, kemudian ditetapkan bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia, yang diresmikan dalam momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. B. Bentuk Keragaman Bahasa di Indonesia saat ini yaitu: 1. Keberagaman Internal Keberagaman internal yaitu keanekaragaman bahasa di dalam Indonesia, yang ditimbulkan oleh etnik-etnik yang ada atau yang biasanya dikenal dengan bahasa daerah. Namun pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemerstu. Menurut pendapat saya, penggunaan bahasa daerah mempunyai nilai positif, apabila penggunaannya sesuai dan seimbang. Karena bahasa daerah menunujukkan kesantunan seseorang dalam berucap. Dewasa ini banyak pemuda yang sudah tidak mempunyai etika ketika berbicara, mereka tidak memperhatikan dengan siapa mereka berbicara. Sehingga tak jarang orang tua atau guru sering merasa tersinggung dengan bahasa yang diucapkan kita, yang menurut mereka kurang sopan. Dan bahasa merupakan produk budaya, jadi bahasa daerah merupakan produk suatu daerah yang harus dilestarikan demi menjaga kekayaan budaya daerah tersebut agar tidak punah dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.Bahasa daerah juga merupakan identitas daerah tersebut.dan bahasa daerah merupakan identitas utama dan merupakan ciri khas tiap daerah, sehingga melestarikan bahasa daerah berarti turut menjaga Bhineka Tunggal Ika Indonesia. Namun penggunaan bahasa daerah juga harus dibatasi, kita harus mengetahui konteks dalam penggunaan bahasa, seperti ketika proses pembelajaran, kita harus menggunakan bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. 2. Keberagaman Eksternal Keberagaman Eksternal yaitu keanekaragaman yang disebabkan oleh akulturasi-akulturasi budaya dengan bangsa lain. Sebagai contoh, masuknya bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin yang disebabkan oleh tuntutan global, penyebarluasan agama, atau perdagangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Penggunaan bahasa asing juga mempunyai nilai positif, yaitu agar kita tidak kalah dengan persaingan dunia, yang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Indonesia merupakan Negara sosial yang membutuhkan Negara lain, yang membuat Indonesia melakukan kerjasama dengan Negara lain, seperti dalam aspek pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Kebutuhan akan pengayaan pe¬ngetahuan pun menjadi salah satu alasan krusial bagi masyarakat kita untuk mempelajari bahasa asing. Untuk melakukan absorbsi terhadap ilmu dari luar negeri secara otomatis kita harus mempelajari bahasa mereka. Hal ini tentu menjadi perkara baru dalam dunia kebahasaan. Akibatnya, tak jarang pembiasaan penggunaan bahasa asing lebih digalakkan daripada pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dan juga agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan zaman yang mana pada umumnya teknologi kebanyakan menggunakan bahasa asing, seperti buku, internet, dan lain-lain. Dengan bahasa asing memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang asing, sehingga kita tidah dibodohi oleh orang asing dan perkembangan teknologi. Namun penggunaan bahasa asing juga sedikit demi sedikit memusnahkan bahasa negeri sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Banyak para pelajar yang mengedepankan bahasa asing, sehingga melupakan bahasa sendiri, seperti contoh anak zaman sekarang, masih kecil sudah dibiasakan berbicara bahasa asing, sehingga dia tumbuh dengan bahasa asing dan buta akan bahasa Indonesia. Serta dalam penggunaannya kita harus melihat konteksnya, dengan siapa kita berbicara bahasa asing dan ketika apa kita berbicara bahasa asing. 3. Pencampuran Bahasa (Bahasa Gaul) Penggunaan pencampuran bahasa keinggris-inggrisan dan plesetan-plesetan yang biasa kita sebut bahasa gaul sedang menggejala dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sering diucapkan oleh public pigure, di TV, di forum-forum resmi atau di mana saja, yang sering diucapkan oleh orang-orang disekitar kita. Yang tanpa kita sadari, bahwa kita adalah korban dari akibat kelatahan supaya dikatakan modern atau tidak ketinggalan zaman. Di Indonesia pemakaian bahasa gaul atau sekarang lebih populer dengan istilah bahasa Slank mulai marak digunakan sekitar dua tahun lalu. Perkembangan bahasa ini begitu natural dan menjadi marak di masyarakat, utamanya kaum muda. bahasa Slank merupakan indikasi dari kerusakan bahasa, namun menurut teori perubahan dan pergeseran bahasa, fenomena bahasa Slank tersebut memang hal yang sudah dimungkinkan terjadi dalam perkembangan suatu bahasa. Seperti contoh kata “Oh gitu yah? Whatever! Gw ga pusing”, “Masa sih? Actually I didn’t know about that before“, “Gilak! Are you serious?“, “Oh my gosh, really?“, “Sumpe loh! You gotta be kidding me!“, “Ya gitu-gitu lah, something like that” “Gak gitulah yau”, Tapi gak gini-gini juga kale”. Seakan-akan kata-kata tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Padahal bahasa gaul dapat merusak sikap moral positif generasi muda akan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia. Generasi mudah sudah jarang menggunakan bahasa Indonesia yang formal. Bahasa gaul dapat digunakan untuk hal-hal yang kurang terpuji, misalnya memprovokasi atau sejenisnya. Bahasa gaul dapat menggeser kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah. Sehingga tidak heran kalau banyak bahasa daerah yang terancam punah karena penuturnya sudah sangat sedikit. Akibat buruk yang lain dari penggunaan bahasa gaul ini adalah generasi muda semakin berkurang kecintaannya terhadap bahasa Indonesia. Tidak menjunjung tinggi bahasa persatuan dan merasa malu berbahasa formal. Lebih parah lagi, bahwa generasi muda akan lupa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari etika berbahasa, kebiasaan menggunakan bahasa gaul akan mengidikasikan prilaku yang kurang sopan. Jika terus menerus digunakan, bahasa gaul akan menghilangkan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. C. Solusi Mengatasi Maraknya Bahasa Daerah, Bahasa Asing dan Bahasa Gaul Masalah kebahasaan adalah masalah yang harus segera diatasi, karena Peribahasa mengatakan “Bahasa menunjukkan bangsa”. Peribahasa ini mengandung konotasi yang dalam, bukan sebatas pengeritian “the Language to indicate the nation”, tetapi lebih jauh meliputi sikap, perilaku, keanggunan secara visual dan verbal (pandang-dengar). Bagaimana nasib bangsa kita jika bahasa kita semakin terpuruk? . Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua sebagai bangsa Indonesia, baik bagi rakyat maupun pemerintah, menurut pendapat saya solusi yang harus kita lakukan adalah: 1. Menanamkan kesadaran arti bahasa bagi suatu bangsa 2. Memelihara bahasa nasional sebagai identitas kepribadian kita sebagai manusia Indonesia. 3. Memposisikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar. 4. menumbuhkan rasa kebangsaan dengan bahasa yang sehat. Padahal tanpa bahasa yang sehat, sebuah negara berarti sedang mengalami kehancuran dalam dirinya. Untuk itu mari kita semua mengajak kembali seluruh komponen bangsa untuk bersatu membina bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa 5. Melakukan sosialisasi tentang penggunaan bahasa, sehingga kita bisa menempatkan penggunaan bahasa pada tempatnya. 6. melakukan kebijakan dan perencanaan bahasa melalui pendidikan. Pendidikan dalam konteks ini tidak hanya mencakup pendidikan formal namun juga informal. melakukan pembiasaan bahasa yang seimbang di keluarga. Demikianlah sekelumit permasalahan kebahasaan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai permasalahan tersebut meng¬indikasikan bahwa kita kaya akan bahasa dan semakin berkerkembangnya zaman melahirkan orang-orang yang kreatif .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIVAnews - DUNIA

Popular Posts

buka blog

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009