Minggu, 23 Desember 2012

LAPORAN OBSERVASI PELAYANAN PUBLIK DI TERMINAL ARJOSARI Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Filsafat Pancasila Dosen Pengampu: Dra. Jundiani, S.H., M.Hum Oleh: Intan Putri Nazila (12640025) Ulfi Khoiriyyah (12640023) Zulfi (126400 Silvi (126400 Ja’far Shodiq (126400 Haris Syaiful Rizal (126400 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala curahan nikmat-Nya, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan observasi untuk memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Filsafat Pancasila yang berjudul “Pelayanan Publik di Terminal Arjosari”. Shalawat serta salam semoga tetap selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan seluruh cintanya kepada seluruh umat manusia sehingga tampaklah jalan kebenaran dan jalan kebathilan, semata karena niat tulusnya dan amanat mulia dari Allah SWT. Keberhasilan dalam penyusunan laporan observasi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan dari awal sampai akhir. Atas dasar alasan tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen Mata Kuliah Filsafat Pancasila, Dra. Jundiani, S.H., M.Hum dan Ibu. Risma yang telah membina kami dalam mengerjakan laporan observasi ini. 2. Serta semua pihak terkait yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan kami supaya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Malang, 20 Desember 2012 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya Terminal Arjosari 3 2.2 Letak Terminal Arjosari 5 BAB III METODE DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian……………………………………………. 7 3.2 Hasil Penelitian ……………………………………………… 7 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelayanan Publik di Terminal Arjosari ………………………. 12 4.2 CaraMengoptimalkan Pelayanan Publik ……………………… 15 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 17 5.2 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN ………………………………………………………………. 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal merupakan tempat pemberhentian angkotan umum baik angkotan kota maupun antar kota. Dapat juga disebut dengan tempat untuk bertemunya calon penumpang dengan angkotan yang mengantarkannya ke tempat yang dituju. Macam-macam angkotan umum antara lain bus, LAN, becak, taxi dan ojek. Biasanya, bus dan taxi digunakan untuk mengangkut penumpang dengan tujuan jarak jauh. Sedangkan LAN, ojek dan becak hanya pada daerah-daerah kota dan desa yang terdapat di satu daerah. Masyarakat cenderung memilih angkotan kota maupun antar kota sebagai sarana transportasi ke daerah yang dituju, karena lebih murah dan lebih cepat dari pada kereta ataupun pesawat. Terminal menyediakan fasilitas transportasi yang dapat memudahkan seseorang untuk berpergian (Suprapto, 2006). Namun, keberadaan terminal sebagai sarana memudahkan transportasi tidak menjamin keamanan seseorang, dikarenakan suasana yang terbentuk begitu ramai. Sehingga dapat menimbulkan tindakan kriminalitas seperti yang terjadi di masyarakat kini, misalnya pencopetan, penodongan, penipuan terlebih lagi dapat menimbulkan pembunuhan. Hal-hal tersebut dapat digolongkan sebagai pelanggaran penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di terminal. Maka dari itu laporan ini dimaksudkan untuk membuat inventarisasi dengan mengumpulkan bahan menjadi satu tulisan yang utuh, dengan sorotan khusus mengenai pelayanan publik yang mencakup nilai-nilai masalah Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di terminal Arjosari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari? 2. Bagaiamana cara mengoptimalkan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari. 2. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan pelayanan publik di terminal Arjosari. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya Terminal Arjosari Terminal Arjosari berdiri pada tahun 1988, yang di dirikan di kota malang. Terminal Arjosari sebelum dibangun tahun 80-an, adalah rawa-rawa yang sering dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Namun karena lokasinya dianggap strategis, Pemerintah Kota malang meliriknya untuk dijadikan sebagai terminal. Saat itu di malang belum ada terminal, namun kemudian didirikan beberapa terminal yaitu terminal landungsari, dan terminal gadang (Ilyas, 2002). Dibangunnya terminal di daerah itu mendatangkan rezeki bagi warga setempat. Banyaknya angkutan umum yang melewati terminal itu membuka lowongan pekerjaan bagi warga belimbing. Banyak warga yang bekerja di sekitar terminal sebagai pedagang, supir, agen bus, atau tukang semir sepatu. Warga dari daerah lainnya pun mulai berdatangan untuk mengadu nasib di tempat itu (Ilyas, 2002). Moderenisasi Terminal Arjosari memiliki tiga tujuan sekaligus. Yakni mengurangi beban lalu lintas di tengah kota, menambah identitas kota dan memanjakan publik pengguna jasa terminal. Karena itu dipastikan, wajah baru terminal bertipe A itu lebih bagus dari Terminal Bungurasih. Pembahasan konsep desain baru Terminal Arjosari sejak November 2010 lalu melibatkan sejumlah pakar Universitas Brawijaya (UB). Yakni pakar transportasi dan lalu lintas, Ir Achmad Wicaksono ME dan pemerhati arsitektur, Ir AM Nugroho MT. Nugroho menjelaskan, konsep pembangunan terminal yang disarankannya saat pembahasan dan pemaparan di Kementerian Perhubungan yakni ramah lingkungan, manusiwai dan identitas Kota Malang (Kompas, 2011). Tiga konsep tersebut dihadirkan dalam tiga zona bangunan secara merata. Zona pertama mencakup bangunan utama terminal seperti tempat penjualan tiket, tempat kedatangan dan keberangkatan. Desain bangunan utama yang dipilih yakni paduan desain artdeco atau bangunan bergaya hindis dan moderen. ‘’Karena di Malang masih terdapat banyak bangunan peninggalan Belanda seperti di Kayutangan. Nah konsep desain ini yang dipakai sebagai salah satu identitas kota,’’ jelas Agung, sapaan akrab AM Nugroho. Di zona kedua, lanjutnya, merupakan kawasan kedatangan dan pemberangkatan bus hingga tempat antre. Sedangkan zona ketiga yakni terminal angkutan kota yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa mall dan hotel. Agar lebih memanusiakan pengguna terminal, di desain jarak akses penumpang dengan bus tak jauh. Selain itu menghilangkan persinggungan langsung antara penumpang dengan bus. Salah satu contohnya, penumpang yang turun dari bus akan naik ke lantai dua yang dilengkapi jembatan penghubung. Dari atas jembatan penghubung, penumpang bisa leluasa melihat jenis angkutan yang akan ditumpangi untuk melanjutkan perjalanan. Dari lantai dua ini, penumpang langsung turun ke lantai satu dan mengakses angkutan yang dituju. Selain itu desain ruangan juga memberi kenyamanan kepada penumpang dan kru bus (Kompas, 2011). Sedangkan konsep bangunan berdesain ramah lingkungan, akan diperbanyak tanaman dan pedesetrian. Bahkan terdapat taman diatas atap. Tujuannya penumpang lebih menikmati kesejukan di area terminal. Bangunan utama terminal juga didesain hemat energi. Karena itu, bangunan utama dibangun membujur di sisi barat-timur untuk memudahkan masuknya sinar matahari. ‘’Dengan demikian bisa menghemat listril”. Jelasnya (Kompas, 2011). Sementara itu, Wali Kota Malang, Peni Suparto menjelaskan, Terminal Arjosari memang didesain menjadi terminal yang nyaman dan menyenangkan. Karena itulah dilengkapi mall, pusat grosir, hotel dan penginapan kru. Selain itu juga dilengkapi pusat oleh-oleh dan taman. ‘’Ini untuk menjawab perkembangan masyarakat yang menghendaki perkembangan prima. Karena itulah Terminal Arjosari dibuat lebih bagus, nyaman dan menarik,’’ ucapnya sembari mengatakan, wajah baru Terminal Arjosari akan jauh lebih bagus dari Terminal Bungurasih (kompas, 2011). 2.2 Letak Terminal Arjosari Terminal Arjosari merupakan terminal utama di kota Malang. Terminal arjosari merupakan terminal terpadu yang terletak di Jl. Terusan Raden Intan No. 01 Kecamatan Blimbing Malang yang merupakan pintu gerbang Kota Malang dari arah utara. Terminal Arjosari ini melayani angkutan umum terutama bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Selain melayani bus AKDP dan AKAP, terminal Arjosari juga melayani angkutan kota penghubung terminal-terminal kecil di malang raya. Terminal Arjosari menyediakan 8 shelter (jalur keberangkatan). Adapun Shelter tersebut yaitu (Mulyono, 2008): Shelter Tujuan 1 Malang-Oso Wilangun (ekonomi) 2 Malang-Dampit (ekonomi) 3 Malang-Blitar-Tulungagung (ekonomi) 4 Malang-Probolinggo-Jember (ekonomi) 5 Malang-Surabaya (ekonomi). 6 Malang-Surabaya (patas) 7 Malang Probolinggo (Patas) 8 Shelter bis executive (Malang-Jogja-Purwokerto, Malang-Pekalongan, Malang-Cirebon, Malang-Semarang, Malang-Bandung, Malang-Jakarta, Malang-Medan, Malang-Denpasar, Malang-Sumbawa) Terminal Arjosari memiliki Jalur kedatangan bis sebanyak 2 jalur. Adapun Fasilitas - fasilitas yang tersedia di Terminal Arjosari bisa di katakan lengkap, di antaranya (Mulyono, 2008): Fasilitas UTAMA: 1. Jalur Kedatangan Bus 2. Jalur Keberangkatan Bus 3. Tempat parkir/ngetem Bus 4. Jalur lintasan 5. Tempat istirahat sementara Bus 6. Menara Pengawas 7. LCD Informasi yang memuat jurusan bus. tarif, dan jadwal keberangkatan 8. Pelataran Parkir kendaraan/mobil pengantar/penjemput. Fasilitas Peninjau: 1. Ruang Tunggu penumpang 2. Agen Tiket Bus Eksekutif. 2. Areal Parkir 3. Musholla 4. Kamar Mandi 5.Kantin, Cafe, depot-depot/warung Jam operasional terminal Arjosari untuk transportasi bus dimulai sekitar pukul 4 pagi hingga pukul 10 malam (Mulyono, 2008). BAB III METODE DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam observasi yang telah kami lakukan, kami menggunakan metode wawancara kepada masyarakat yang terlibat dalam aktivitas yang ada di terminal Arjosari dan kami mengambil beberapa gambar sebagai dokumentasi untuk memperkuat analisi kami. Kami berbagi tugas untuk mendapatkan informasi mengenai Pelayanan Publik yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di Terminal Arjosari. 3.2 Hasil Penelitian Dari observasi yang telah kami lakukan pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012, mengenai Pelayanan Publik yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di Terminal Arjosari, kami mendapatkan data sebagai berikut: 1. Tukang Parkir Seorang tukang parkir yang bernama bapak suprapto, beliau mengatakian bahwa parkiran dibuka setiap hari selama 24 jam, dengan tarif Rp.1000 untuk sepeda, dan biasanya penitipan paling lama selama 3 hari. Penjagaan parkir dilakukan secara bergilir sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, dan beliau mendapatkan penghasilan sebesar 900.000/bulan. Pak suprapto juga menjelaskan bahwa selama 4 tahun menjadi tukang parker, keadaan terminal sangat aman, tidak pernah terjadi kehilngan atau tindakan criminal, dan pelayanan kepada masyarakat juga baik, sehingga banyak orang yang merasa aman, apalagi seluruh anggota yang berada diterminal Arjosari di wajibkan mempunyai KTA (Kartu Tanda Anggota), agar lebih aman dan tidak ada penyelundupan. 2. Pedagang Kios Seorang tukang kios yeng bernama ibu jamilah, beliau berjualan di terminal Arjosari sejak tahun 1989 sampai sekarang, penghasilan yang didapatkan rata-rata sebesar 500.000/bulan. “dari hasil yang kami dapatkan, kami wajib membayar biaya distribusi 5.000/hari kepada pihak terminal, dengan adanya aturan tersebut kami tidak merasa keberatan, justru mrerasa aman, kami mulai berjualan dari jam 05.00-22.00, dan biasanya kios ramai ketika hari-hari liburan”, tuturnya. 3. Pedagang Kaki Lima Seorang pedagang kaki lima yang bernama bapak Ali, dia berkata “Saya sudah bekerja disini selam 20 tahun, biasanya saya mangkal mulai jam 07.00-17.00, saya mendapat penghasilan 700.000/bulan, yang kebanyakan pelanggannya sopir-sopir, dan membayar distrubusi 60.000/bulan, biaya tersebut antar pedagang tidak sama, sesuai dengan luas lahan yang digunakan”, ucapnya. Beliau adalah salah satu pedagang yang sangat lama, jadi belaiu mempunyai banyak informasi tentang keadaan terminal, beliau juga bercerita “ dulu saya sempat di gusur karena belum mempunyai KTA, dan pelayanannya tidak baik seperti sekarang, dulu meminta pajak semena-mena, dan banyak kejadian kriminalitas yang terjadi di terminal,karena tidak ada aturan dan penjagaan yang aman seperti sekarang. 4. Tukang Becak Seorang tukang becak bernama Saturi dari tertomoyo yang baru bekerja sebagai tukang becak mulai bulan puasa kemaren, dia pindah profesi dari tukang proyek sejak ia mendengar bahwa bekerja di terminal Arjosari lebih aman dan lebih menguntungkan, pendapatan yang didapatkan sekitar 100.000/hari. P.Saturi juga berkata bahwa di dalam pangkalan becak terdapat organisasi, yang di pilih secara demokrasi dengan tujuan agar terjalin keaman dan kerukunan antar tukang becak dalam bekerja,dan membayar distribusi sebesar 5000/hari untuk perbaikan dan kesejahteraan anggota, dengan anggota yang terdiri dari 23 becak. 5. Satpam Seorang satpam yang bernama bapak Eko yang sudah menjadi satpam terminal Arjosari sejak tahun 1992, mengatakan bahwa sejak lima tahun terakhir ini keadaan terminal sudah aman, dibandingkan sebelumnya, yang banyak terdapat wanita malam, para penjudi dan pemabuk, dan sering terjadi tindakan kejahatan, kriminalitas dan pelanggaran asusila. Namun masalah tersebut sudah di atasi dengan ditetapkannya aturan-aturan dari pihak terminal dan satpol PP belimbing yang terus beroperasi dalam penjagaan keamanan terminal Arjosari dan sekitarnya, sehingga terminal menjadi aman. 6. Penduduk Seorang penduduk sekitar terminal bernama bapak Aji menjelaskan bahwa dengan adanya terminal di dareah arjosari ini, para penduduk tidak merasa kecewa justru merasa senang, karena terminal ini memberikan keuntungan, baik secara ekonomi, sosial dan sarana transportasi. Penduduk dapat bekerja di terminal, baik sebagai satpam, penjaga toilet, tukang parker, penjual, dll. Dan penduduk juga bisa bersosial dengan masyarakat luas serta lebih mudah mendapatkan sarana transportasi. 7. Pedagang Asongan Seorang pedagang asongan bernama bapak jamal sudah sejak kecil bekerja sebagai pedagang asongan di terminal sampai sekarang (23 tahun). Penghasilannya 30.000/hari, dan membayar distribusi sebesar 500/hari, beliau bercerita “dulu di terminal ini sering terjadi perampokan, bahkan sampai perampok tersebut meninggal karena di grebek masa, sering terjadi penodongan dan pencopetan, dan dulu saya selalu dimintai uang oleh oknum-oknum yang tidak berhak. Namun keadaan terminal sekarang sudah aman, karena pihak terminal sudah menetapkan aturan-aturan, seperti: diwajibkan mempunyai KTA, dan pemberian sanksi bagi yang melanggar. 8. Penjaga Toilet Seorang penjaga toilet bernama Bapak Muharri, menjelaskan bahwa penghasilannya 30.000/hari dan tarif Rp.1000 untuk buang air besar, buang air kecil, dan 2.000 untuk mandi. Diantara orang-orang yang menggunakan toilet ada yang bayar dan ada yang tidak bayar. Dan penjagaan toilet dilakukan secara bergilir, sesuai jadwal piket, dan uangnya di setorkan kepada pemilik toilet, semua yang bekerja disini menyetorkan uang dengan jujur, dan pemilik toilet menggaji petugas sesuai ketentuan dan adil. 9. Sopir Bus Seorang sopir bus bernama Bapak Kusnadi asal lumajang, mengatakan “penghasilan saya sebesar 40.000/hari, kami wajib membayar uang TPR setiap masuk terminal sebesar Rp.3000 untuk perbaikan terminal, pelayanan terminal sudah bagus buktinya sekarang sudah diperluas pembangunannya, saya tidak pernah melihat tindakan criminal atau pelanggaran HAM, namun kebanyakan pelanggaran dilakukan oleh penumpang, salah satunya terkadang tidak membayar uang transport, merokok di bus yang mengganggu keamanan penumpang lain, dll. 10. Sopir Taksi Seorang sopir taksi bernama bapak Suryo yang sudah bekerja sebagai sopir taksi selama 9 tahun, mengatakan bahwa penghasilannya sebesar 75.000 per transportasi, dengan ketentuan tiap buka pintu taksi bayar 5.000, dan tiap 1 km biayanya 3.000. Biaya distribusi 2.000 yang diberikan kepada terminal, pelayanan terminal sudah cukup baik, namun fasilitasnya kurang memadai, tidak adanya tempat duduk untuk para sopir taksi dan bus, sehingga tempat duduknya bercampur dengan para penumpang, namun keamanannya sangat baik, apabila terjadi pelanggaran maka pihak terminal langsung memberi sanksi. 11. Pemulung Seorang pemulung bernama bapak Jampito yang sudah bekerja di terminal arjosari selama 9 tahun mengatakan bahwa penghasilannya sebesar 35.000/hari, dia juga memiliki KTA dan wajib membayar distribusi sebesar 50.000/bulan, dia tidak merasa keberatan karena pihak terminal memberi pelayanan yang baik, berupa dia diperbolehkan bekerja sebagai angkat barang, nyemir sepatu, mayung, dan mengambil rosokan. Dia juga bercerita “dahulu keadaan terminal Arjosari tidak aman, banyak terjadi perkelahian, perjudian, mabuk, penodongan, kekerasan dan pembunuhan, namun kini sudah tidak ada lagi, sekarang keadaan terminal Arjosari sangat aman. 12. Petugas loket Seorang petugas loket yang bernama bapak Arif menjelaskan bahwa di terminal Arjosari sistem pemesanan tiket bisa dengan via sms atau pesan langsung, dan di buka mulai jam 06.30-20.00. Pengantriannya dilakukan sesuai aturan yaitu siapa yang datang lebih dahulu. Kebanyakan pelanggaran disebabkan oleh para penumpang yaitu datangnya terlambat, apabila di tinggal marah-marah, dan terkadang barang bawaannya melebihi batas, sehingga merepotkan petugas. Kalau dulu petugas sering melakukan pelanggaran seperti tidak setor uang tiket, tidak piket tanpa alasan, dan penyalahgunaan uang tiket, namun sekarang sudah tertib, setelah ditetapkan peraturan yang ketat dan sanksi bagi yang melanggar. 13. Penumpang Seorang penumpang yang bernama Ibu Hari asal malang yang mau pergi ke Gresik, mengatakan bahwa pelayanan publik diterminal cukup baik, namun banyak fasilitas yang kurang memadai, seperti tidak adanya tempat khusus pedagang asongan, tempatnya kotor, tidak ada peron, rusaknya telphon umum dan wartel. kondisi bus yang tidak nyaman, dikarenakan asap rokok, bersin dan batuk sembarangan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelayanan Publik di Terminal Arjosari Dari hasil observasi, terminal Arjosari merupakan terminal yang pelayanan Publiknya cukup baik dalam segi keamanan, namun dalam segi fasilitas kurang memadai, seperti tidak adanya tempat khusus bgi pedagang asongan, sehingga tempat menunggu penumpang digunakan untuk berjualan, tidak adanya tempat duduk untuk para sopir, sehingga tempat duduknya bercampur dengan tempat duduk penumpang, tidak adanya peron di area parker bus, sehingga ketika hujan para penumpang kehujanan dan merasa pelayanannya kurang baik, tidak adanya tempat khusus untuk pedagang kaki lima sehingga memadatkan jalan, atap terminal ada yang bocor, lingkungannya agak kotor, sehingga penumpang merasa tidak nyaman serta rusaknya telphon umum dan wartel, sehingga penumpang merasa kesulitan untuk berkomunikasi, serta terdapat sebagiaan orang yang parker di sembarang tempat. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah setempat untuk memperbaiki fasilitas yang ada di terminal Arjosari serta kurangnya kesadaran dari masyarakat akan menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan terminal, berarti masyarakat tersebut belum bisa dikatakan masyarakat madani. Mayarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya dengan karakteristik: Free public sphere (ruang publik yang bebas), demokratisasi, toleransi, pluralism, keadilan sosial (social justice), partisipasi sosial dan supremasi hukum (Irjan, 1999). Dalam pelaksaan peraturan, terminal arjosari dikatakan sudah sangat bagus. Buktinya ketika kami melakukan wawancara kepada staff pimpinan terminal Arjosari, mereka menolak surat permohonan wawancara yang telah kami ajukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi dan peraturan terminal Arjosari, mereka meminta kita melakukan observasi sesuai dengan prosedur peraturan yang telah di tetapkan oleh wali kota Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang pelayanan pemberian rekomendasi pelaksanaan penelitian dan praktek kerja lapangan di lingkungan pemerintah kota malang oleh BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (BAKESBANG) Kota Malang dan DINAS PERHUBUNGAN (DISHUB) Kota Malang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mentaati peraturan pemerintah kabupaten malang, namun mereka kurang terbuka dalam pemberian informasi kepada masyarakat, sehingga kami kesulitan mendapatkan informasi tentang terminal Arjosari. Kami telah melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan informasi sesuai dengan prosedur, akan tetapi tidak hasilnya, dari pihak BAKESBANG dan DISHUB juga meempersulitkan kami, meski demikian kami merasa mendapatkan sebuah pengalaman yang berharga, dan kami mengetahui bagaimana tata cara melakukan observasi yang sesuai dengan prosedur. Peraturan telah dilaksanakan dengan baik oleh para warga terminal seperti halya aturan yang mewajibkan pembuatan KTA bagi semua anggota baik dari atasan, penjaga toilet, tukang parker, pedagang asongan sampai pemulung peraturan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyelundupan dan menciptakan keamanan serta kenyaman para masyarakat yang terlibat dalam kegiatan di terminal arjosari ini. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kondisi keamanan terminal arjosari saat ini dalam keadaan aman jika dibanding dengan keadaan 5 tahun sebelumnya, kondisi terminal 5 tahun yang lalu sangat buruk, banyak terjadi tindakan kriminalitas dan pelanggaran asusila, seperti pencopetan, perampokan, penculikan, penodongan, pemerkosaan, perjudian, dan mabuk-mabukan. Hal itu menunjukkan bahwa keadaan terminal 5 tahun sebelumnya banyak terjadi pelanggaran HAM, namun sekarang masalah tersebut sudah diatasi dengan berlakunya peraturan pemerintah setempat dan peraturan terminal serta berjalanannya sistem pengoperasian yang di lakukan oleh satpol PP belimbing. Sehingga keadaan terminal saat ini tidak pernah terjadi tindakan kriminalitas dan pelanggaran asusila. Terminal arjosari juga menerapkan sistem keorganisasian pada setiap objek yang ada di terminal, seperti kelompok becak, tukang ojek, sopir angkot, pedagang dan petugas loket. Kepengurusan tersebut di pilih secara demokrasi dan bekerja sesuai tugasnya, misalkan penjagaan dilakukan sesuai jadwal piketnya. Hal tersebut menunjukkan penerapan tentang demokrasi. Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dÄ“mokratía) "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata dêmos "rakyat" dan Kratos "kekuasaan", jadi Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan) (Indrawan, 1999). Salah satu pendapat penumpang tentang kondisi bus terkadang penumpang merasa terganggu dengan asap rokok, bersin, dan, batuk, mereka seakan tidak bisa menikmati perjalanan yang sedang dilakukannya, padahal mereka telah membayar tarif kendaraan yang seharusnya mendapatkan kenyamanan sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan. Mereka semua mempunyai beberapa hak yang seharusnya dapat terpenuhi sebagai para penumpang. Sebagai negara yang mengakui adanya demokrasi dan HAM, seharusnya setiap orang mengetahui apa yang seharusnya dilakukan tanpa membuat seseorang merasa terganggu dengan bersikap yang baik di dalam kendaraan umum. Dalam antrean pemesanan karcis, sering terjadi kecurangan antara penumpang yang satu dengan penumpang yang lain. Banyak diantara mereka yang tidak mau menunggu gilirannya dengan baik. Mereka lebih sering menyerobot penumpang yang lain dengan sebab yang tidak jelas. Padahal sebagai Negara yang demokratis, seharusnya para penumpang harus antre dengan baik sesuai dengan urutannya. namun tarif yang ditentukan sudah sesuai dengan jarak yang di tempuh, serta keamannya juga sudah baik. Contoh pelanggaran demokrasi dan HAM yang juga pernah terjadi, diantaranya yaitu ketika naik ke bus dalam kerumunan banyak orang yang berdesakan untuk berebut mendapatkan tempat duduk yang nyaman , sorang kondektur bus seakan membuat peraturan sendiri untuk segera masuk ke dalam bus, jika tidak segera masuk maka akan ketinggalan bus. Hal ini membuat penumpang tergopoh-gopoh untuk masuk dalam kendaraan tersebut. Selain itu dalam mengemudikan bus, sopir sering menggunakan kecepatan di atas rata-rata yang membuat penumpang merasa was-was dengan keselamatannya. Bukankah setiap penumpang mempunyai hak untuk mendapatkan dan mencari tempat duduk yang layak ketika di atas kendaraan, diantar sampai tujuan dengan keadaan selamat tanpa merasakan kekhawatiran atau rasa was-was dalam hati para penumpang. Masalah Demokrasi di terminal Landungsari sudah terpenuhi, seperti pernyataan dari Ibu Halimah, seorang penumpang “Alhamdulillah, kalau masalah demokrasi di terminal manapun, Khususnya Arjosari sudah bisa saya rasakan. Buktinya saya terlibat didalamnya, hakikat dari demokrasi itu kan keterlibatan kita terhadap segala aspek pemerintah. Kalau terminal itu kan salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kita semua agar masyarakat bisa dengan bebas memilih kendaraan mana yang akan dinaiki.” Dari pernyataan diatas kita mengerti bahwa demokrasi di terminal sudah dirasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. 4.2 Cara Mengoptimalkan Pelayanan Publik di Terminal Arjosari Pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan untuk kesejahteraan umum, kapanpumn, dimanapun, baik terminal, rumah sakit, parkiran, tempat wisata, kelurahan, puskesmas, dan lain-lain, serta dalam situasi apapun. Pelayanan publik ini di tujukan kepada masyarakat agar merasa terpenuhi hak-haknya, serta mendapat pelayanan yang baik. Cara mengoptimalkan pelayanan publik di terminal Arjosari yaitu : 1. Menanamkan kesadaran akan penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam segala aspek kehidupan. 2. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terhadap pentingnya pelayanan publik. 3. Mengajukan dana perbaikan kepada pemerintah untuk mendapatkan perbaikan fasilitas terminal. 4. Menetapkan peraturan yang bersifat membangun kemajuan pelayan publik terminal Arjosari. 5. Menegakkan hokum-hukum yang berlaku dan pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar. 6. Penerapan sistem demokrasi dalam struktur keorganisasian. 7. Bersifat terbuka terhadap masyarakat. 8. Saling menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban area terminal. 9. Bersikap jujur dan adil dalam melasanakan kewajiban sebagai masyarakat, baik anggota maupun penumpang. 10. Tidak mengganggu kenyamanan orang lain. 11. Saling menghargai dan memperhatikan keaadaan sekeliling kita. 12. Bersikap ramah dalam melayani publik dengan tidak membeda-bedakan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Terminal Arjosari adalah salah satu tempat umum yang memberikan fasilitas transportasi untuk mempermudah seseorang dalam melakukan perjalanan, yang berdiri pada tahun 1988 di Jl. Terusan Raden Intan No. 01 Kecamatan Blimbing Malang . Pelayanan publik yang ada disana sudah cukup baik, namun fasilitas yang ada kurang memadai, penerapan HAM sudah terlaksana oleh pihak anggota terminal, namun pelanggaran demokrasi yang terjadi itu kebanyakan dari penumpangnya, dan kondisi terminal pada saat 5 tahun yang lalu sering terjadi kriminalitas dan pelanggaran asusila, tetapi kini sudah sangat aman, setelah ditetapkan peraturan dan pemberian sanksi terhadap yang melanggar. Masyarakat terminal Arjosari belum bisa di katakan sebagai masyarakat madani, karena belum mempunyai kesadaran atas kebersihan dan ketertiban lingkungan terminal serta kurang tanggap atas aktivitas terminal Arjosari. Cara mengoptimalkan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari, yaitu: Menanamkan kesadaran akan penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam segala aspek kehidupan, melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terhadap pentingnya pelayanan publik , mengajukan dana perbaikan kepada pemerintah untuk mendapatkan perbaikan fasilitas terminal, menetapkan peraturan yang bersifat membangun kemajuan pelayan publik terminal Arjosari, menegakkan hokum-hukum yang berlaku dan pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar, penerapan sistem demokrasi dalam struktur keorganisasian, bersifat terbuka terhadap masyarakat, saling menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban area terminal, bersikap jujur dan adil dalam melasanakan kewajiban sebagai masyarakat, baik anggota maupun penumpang, tidak mengganggu kenyamanan orang lain, saling menghargai dan memperhatikan keaadaan sekeliling kita, dan bersikap ramah dalam melayani publik dengan tidak membeda-bedakan. 4.2 Saran Melihat penerapan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari Malang, kita harus mengaplikasikan pengetahuan kita kedalam kehidupan nyata. Ikut serta dalam penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, sehingga terbentuk masyarakat madani yang pelayanan publiknya di nilai optimal. DAFTAR PUSTAKA Ilyas, M. 2002. Pengetahuan Tentang Terminal. Bandung : Maha Karya. Indrawan, Rahmat. 1999. Pentingnya Demokrasi. Surabaya : Adi Cipta. Irjan, Ahmad. Kehidupan Masyarakat Madani. Yogyakarta : Widya Prima. Kompas. 2011. Modernisasi Terminal Arjosari Malang. Malang : Malang Press. Mulyono. 2008. Seputar Tentang Terminal Arjosari Malang. Malang : Malang Press. Suprapto. 2006. Sarana Transportasi Darat. Jakarta: Binacipta. LAMPIRAN
>read more

Sabtu, 22 Desember 2012

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN KADAR DAMINOSIDA TERHADAP IKLIM MIKRO DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN DALAM POT Oleh Intan Putri Nazila (12640025) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas cahaya berbagai iklim mikro, dan untuk menentukan intensitas cahaya optimum dan konsentrasi daminozide terhadap pertumbuhan krisan pot. Penelitian ini dilakukan di Desa Nano, Tawangmangu, Karanganyar, Surakarta di ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut dari bulan November 2003 sampai Maret 2004. Metode penelitian ini didasarkan pada model rancangan petak terpisah, terdiri dari dua faktor dan lima ulangan. Faktor petak utama adalah intensitas cahaya yaitu 55%, 75% dan 100%. Konsentrasi daminozide digunakan sebagai petak ppm, yaitu 0 ppm, 100 ppm, 125 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 400 ppm, 375 ppm, dan 500 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1). Tujuh puluh lima persen dari intensitas cahaya (25% dari shading) memberikan intensitas cahaya yang optimal, suhu udara dan kelembaban relatif terhadap pertumbuhan tanaman. (2) Ada interaksi pengaruh intensitas cahaya dan konsentrasi daminozide terutama pada luas daun, dan laju pertumbuhan relatif. (3) Fivety lima persen dari intensitas cahaya dan 500 ppm daminozide diproduksi pabrik shorthest dan waktu penampilan lebih cepat dari cabang pertama. (4) Dua ratus lima puluh bagian per juta konsentrasi daminozide menghasilkan hasil tertinggi dalam jumlah daun per tanaman dan berat kering tunas. PENDAHULUAN Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang sangat populer dan memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi di Indonesia serta mempunyai prospek pemasaran cerah. Selain menghasilkan bunga potong dan tanaman hias bunga pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan dan menyegarkan suasana, beberapa varietas krisan juga ada yang berkasiat sebagai obat, antara lain untuk mengobati sakit batuk, nyeri perut, dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus (sinusitis) dan sesak napas. (Rukmana dan Mulyana, 1997; Anonim, 2000). Permintaan bunga potong dan tanaman krisan (Chrysanthemum mor folium R) pot makin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat. Menurut Abidin (1990) perkiraan peningkatan konsumsi krisan di dalam negeri sekitar 25% per tahun, bahkan menjelang akhir tahun 2003 permintaan pasar diproyeksikan meningkat sebesar 31,62% dari total permintaan tahun 1995, sekitar tujuh juta tanaman. Permintaan tersebut akan terus meningkat baik di pasar dalam negeri (domestik) maupun pasar internasional. Situasi ini memberi peluang bagi petani produsen dan pengusaha bunga krisan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi bunga krisan yang sesuai dengan permintaan pasar (Marwoto dkk., 1999). Hasil tanaman yang baik diperoleh melalui perlakuan yang tepat pada tanaman. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman krisan yang baik diperlukan adanya usaha-usaha perbaikan budidaya tanaman krisan antara lain dengan mengatur intensitas cahaya yang tepat bagi tanaman krisan karena intensitas cahaya berhubungan erat dengan aktifitas fotosintesis tanaman (Ashari, 1995). Tanaman krisan bukan tanaman asli Indonesia, namun berasal dari Cina dan Jepang yang merupakan daerah subtropis, sehingga apabila tanaman tersebut dibudidayakan di daerah beriklim tropis seperti di Indonesia maka banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah intensitas cahaya matahari yang diterima oleh tanaman krisan. Tanaman krisan memerlukan cahaya pada siang hari sebesar 32.000 lux untuk pertumbuhan yang optimal (Effendi dan Marwoto, 2003). Intensitas cahaya pada siang hari di dataran tinggi di Indonesia (1000 m dpl) adalah sebesar 50.000 lux. Oleh karena itu untuk memperoleh intensitas cahaya yang sesuai bagi tanaman krisan diperlukan naungan misalnya dengan paranet. Fungsi paranet selain untuk mengurangi intensitas cahaya juga dapat mengurangi suhu udara lingkungan tanaman (Anonim, 2002). Pemberian naungan pada berbagai stadia pertumbuhan berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, berat 100 biji, dan produksi biji kering pada berbagai macam varietas tanaman kedelai. Pemberian naungan 20% memberikan hasil yang lebih baik apabila diaplikasikan pada awal pengisian polong dibandingkan dengan awal tanam atau awal berbunga (Herawati dan Saaludin, 1995). Hasil penelitian tanaman anggrek, tanaman yang mendapat intensitas cahaya 55%, menghasilkan daun terlebar, dan pembentukan tunas terbaik dibandingkan tanaman yang mendapat perlakuan intensitas cahaya 65% dan 75% (Widiastoety dan Bahar, 1995). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Widiastoety, dkk (2000), yang menunjukkan tanaman yang dihadapkan pada intensitas cahaya 55% memberikan produksi bunga dan lebar daun tertinggi serta pembentukan tunas terbaik, sedangkan naungan 75% menyebabkan tanaman menghasilkan panjang tangkai bunga tertinggi. Pengaturan pertumbuhan tanaman dapat pula dilakukan dengan zat penghambat pertumbuhan yang fungsinya menekan pertumbuhan memanjang dari tunas sehingga membentuk percabangan yang pendek dan kekar. Penghambat pertumbuhan diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu fitohormon, penghambat alami lain (termasuk derivat asam fenolat dan asam benzoat serta lakton) dan penghambat pertumbuhan sintetik. Penghambat pertumbuhan biasanya digunakan untuk memperpendek panjang ruas dan tinggi tanaman. Luas daun, penyerapan cahaya dan hasilpanen umumnya tidak berkurang karena aplikasi zat penghambat pertumbuhan (Wood, 2003). Salah satu jenis zat penghambat pertumbuhan sintetik adalah daminosida. Waktu dan aplikasi daminosida sangat spesifik karena hanya selektif pada keadaan dan kondisi lingkungan tertentu. Apabila digunakan pada fase pertumbuhan yang tepat dengan konsentrasi yang tepat pula dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk tanaman maka tanaman akan tumbuh dan memberikan hasil yang optimal (Anonim, 2001). Hasil penelitian Larsen and Lieth (1975), tentang penggunaan daminosida pada tanaman krisan dengan konsentrasi 0, 0,63, 0,125, 0,025, 0,5, 0,75, 1, 1,5 dan 2 gram.liter-1, diperoleh hasil bahwa tunas terpendek dihasilkan tanaman dengan perlakuan 0,25 gram.liter-1 yaitu 14,4 mm pada 55 hari setelah tanam. Tanaman tanpa perlakuan daminosida mempunyai panjang tunas 23 mm. Pada budidaya tanaman krisan di Jawa perlu diteliti taraf naungan, serta kadar daminosida yang optimal untuk pertumbuhan tanaman krisan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2003 sampai Maret 2004 di Desa Nano, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Surakarta dengan ketinggian tempat 1100 meter di atas permukaan laut. Perlakuan percobaan diatur dalam rancangan petak terpisah (Split Plot), terdiri dari dua faktor yaitu intensitas cahaya sebagai petak utama dan kadar daminosida sebagai anak petak dengan lima ulangan. Intensitas cahaya terdiri dari 3 taraf, yaitu: 55 %, 75 %, dan 100 %, perlakuan dengan menggunakan naungan paranet yaitu naungan paranet 45% untuk perlakuan intensitas cahaya 55%, naungan paranet 25% untuk perlakuan intensitas cahaya 75% dan tanpa naungan paranet untuk perlakuan intensitas cahaya 100%. Kadar daminosida terdiri dari 5 taraf, yaitu: 0 ppm, 125 ppm, 250 ppm, 375 ppm, dan 500 ppm. Aplikasi daminosida dilakukan dua kali yaitu saat pemotesan pucuk (pinching) (15 hari setelah tanam) dan penambahan cahaya malam hari dihentikan (21 hari setelah tanam). Larutan daminosida disemprotkan ke seluruh bagian tanaman dengan kadar sesuai dengan perlakuan. Polibag tanaman diletakkan di dalam rumah plastik dan diberi perlakuan penambahan cahaya malam hari sampai tanaman berumur 21 hari setelah tanam, untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman, sampai tanaman mencapai fase vegetatif maksimum dan dapat menopang bunga dengan baik. Penambahan cahaya malam hari dengan menggunakan lampu pijar sebesar 100 watt per lampu dengan jarak 3 meter x 3 meter yang dipasang 1 meter di atas tanaman. Pengamatan dilakukan dengan lima tanaman sampel dan enam tanaman korban, sehingga seluruhnya berjumlah 11 tanaman per kombinasi perlakuan. Penelitian ini berakhir pada saat tanaman berumur 14 minggu setelah tanam (12 minggu setelah pinching). Semua data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian. Apabila ada beda nyata antar perlakuan maka hasil analisis diuji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Iklim Mikro Selama di pembibitan, stek krisan tumbuh dengan baik dan seluruhnya dapat berakar. Krisan ini ditanam di rumah plastik dengan suhu rata-rata pada pagi hari 280C, siang hari 32,500C dan sore hari 30,670C, serta kelembaban udara rata-rata pada pagi hari 79,75%, siang hari 70,75% dan sore hari 69,33%. Tabel 1. Pengaruh tingkat penaungan (%) terhadap iklim mikro di pertanaman krisan. Tingkat Penaungan (%) Intensitas Cahaya (lux) Suhu Udara (0C) Suhu Tanah (0C) Kelembaban Udara (%) 0% 42.771,81 30,36 25,36 73,63 25% 20.181,81 28,55 23,90 74,45 45% 14.530,00 27,27 23,18 75,73 Perbedaan tingkat naungan mempengaruhi intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban udara dan suhu tanah lingkungan tanaman, sehingga intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman berbeda dan mempengaruhi ketersediaan energi cahaya yang akan diubah menjadi energi panas dan energi kimia. Tingkat naungan 0% – 25% menyebabkan intensitas cahaya yang diterima tanaman berkisar antara 20.181,81 lux – 42.771,81 lux. Nilai intensitas cahaya tersebut mendekati intensitas cahaya opimum untuk pertumbuhan tanaman krisan yaitu sebesar 32.000 lux. Semakin besar tingkat naungan (semakin kecil intensitas cahaya yang diterima tanaman) maka suhu udara rendah, kelembaban udara semakin tinggi. Kelembaban udara yang terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan pembungaan tanaman (Kramer and Kozlowski, 1960). Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Laju fotosintesis meningkat dengan meningkatnya kelembaban udara sekitar tanaman. B. Pertumbuhan Tanaman Perlakuan intensitas cahaya dengan pemberian naungan paranet dan aplikasi daminosida bertujuan untuk memperpendek tanaman krisan. Penurunan intensitas cahaya dari 75% menjadi 55% mengakibatkan penurunan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tajuk tanaman, sedangkan peningkatan kadar daminosida dari 0 sampai 250 ppm mengakibatkan penurunan tinggi tanaman, tetapi meningkatkan jumlah daun dan bobot kering tajuk tanaman, dan mempercepat pemunculan cabang pertama (Tabel 2). Intensitas cahaya yang diturunkan dari 75% menjadi 55%, menyebabkan penurunan bobot kering tajuk. Menurunnya intensitas cahaya dapat berpengaruh pada bobot kering tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Harjadi (1991), besarnya cahaya yang tertangkap pada proses fotosintesis menunjukkan biomassa, sedangkan besarnya biomassa dalam jaringan tanaman mencerminkan bobot kering. Peningkatan intensitas cahaya dari 75% menjadi 100% menyebabkan bobot kering tajuk menurun, dengan meningkatnya intensitas cahaya maka akan meningkatkan suhu lingkungan tanaman, yang mengakibatkan respirasi tanaman meningkat (Dwidjoseputro, 1996), sehingga hasil fotosintesis bersih (biomassa) yang tersimpan dalam jaringan tanaman sedikit, menyebabkan bobot kering tajuk pada tanaman dengan perlakuan intensitas cahaya 75% lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas cahaya 100%. Tabel 2. Tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai/tanaman), bobot kering tajuk (g/tanaman), bobot kering akar (g/tanaman), laju asimilasi bersih (g/cm2/minggu), saat muncul cabang pertama (hari) dan jumlah cabang (buah/tanaman) pada berbagai tingkat intensitas cahaya (%) dan kadar daminosida (ppm) pada umur 12 minggu setelah pinching. Perlakuan Tinggi Tanaman Jumlah Daun Bobot Kering Tajuk Bobot Kering Akar Laju Asimilasi Bersih Saat muncul cabang pertama Jumlah cabang Intensitas Cahaya 55 39,16 a 23,50 b 4,31 b 1,74 a 4,29 a 16,16 a 3,25 a 75 42,98 ab 26,11 ab 5,39 a 1,90 a 4,86 a 18,92 b 3,47 a 100 46,20 b 28,35 a 4,91ab 1,98 a 4,18 a 21,57 c 2,76 b Kadar Daminosida 0 54,88 t 24,35 r 4,66 r 1,88 p 4,43 p 24,52 t 4,15 p 125 48,76 s 28,88 q 5,17 q 1,94 p 4,37 p 20,91 s 3,53 q 250 42,61 r 33,87 p 5,73 p 1,99 p 4,26 p 19,12 r 3,17 q 375 36,83 q 23,95 s 4,64 r 1,82 p 4,32 p 16,16 q 2,68 r 500 30,85 p 18,91 t 4,15 s 1,75 p 4,84 p 13,71 p 2,27 s Intraksi (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Keterangan : Dalam suatu kolom, angka diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan Meningkatnya pemberian intensitas cahaya dari 55%, menjadi 75% sampai dengan 100% diikuti dengan semakin lambatnya pemunculan cabang pada tanaman krisan, yang ditunjukkan oleh jumlah hari pengamatan yang banyak. Hal ini disebabkan sifat tanaman krisan sendiri yang selalu tumbuh tinggi bila mendapatkan intensitas cahaya matahari yang banyak. Intensitas cahaya tinggi berpengaruh terhadap aktivitas auksin pada meristem apikal. Apabila intensitas cahaya tinggi maka aktivitas auksin meningkat pula, sehingga mengakibatkan tanaman krisan tumbuh tinggi. Perlakuan intensitas cahaya yang diturunkan dari 100% menjadi 75% diikuti dengan peningkatan jumlah cabang tanaman krisan. Hal ini dikarenakan dengan intensitas cahaya tinggi, tanaman krisan tumbuh tinggi, sehingga hasil fotosintesis yang digunakan untuk pembentukan cabang sedikit, akibatnya jumlah cabang sedikit. Pada intensitas cahaya 75%, jumlah cabang yang terbentuk banyak, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan intensitas cahaya 55%. Peningkatan intensitas cahaya sampai 75% meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman krisan, karena cahaya matahari merupakan sumber energi bagi fotosintesis (Lakitan, 1993). Hasil fotosintesis akan ditranslokasikan keseluruh jaringan tanaman melalui pembuluh floem, selanjutnya energi dari hasil fotosintesis tersebut akan mengaktifkan pertumbuhan tunas, sehingga jumlah cabang meningkat. Pemberian daminosida pada kadar yang semakin meningkat dari 0 ppm sampai dengan 500 ppm, diikuti dengan penurunan tinggi tanaman, dimana kadar daminosida yang tepat untuk menghasilkan tinggi tanaman yang sesuai dengan selera konsumen (20 – 40 cm) adalah 300 – 500 ppm. Daminosida kadar 0 ppm sampai 250 ppm meningkatkan jumlah daun tanaman, sedangkan bila kadar daminosida ditingkatkan lagi sampai dengan 500 ppm, jumlah daun menurun. Kadar daminosida optimum untuk menghasilkan jumlah daun maksimum (34 helai/tanaman) adalah 163 ppm. Kadar daminosida 250 ppm menghasilkan jumlah daun terbanyak, pada perlakuan kadar daminosida 250 ppm tanaman menjadi lebih pendek dibandingkan tanpa daminosida, diduga hal ini menyebabkan hasil asimilasi dialihkan untuk pertumbuhan daun. Apabila daminosida yang diberikan dengan kadar tinggi (375 dan 500 ppm), daun yang terbentuk lebih sedikit, sebab daminosida kadar tinggi menghambat proses fotosintesis. Jumlah daun yang meningkat menyebabkan bobot kering tajuk tanaman juga meningkat. Daminosida dengan kadar tinggi (500 ppm) pada tanaman krisan menghambat aktivitas enzim IAA-oksidase yang cukup besar, sehingga terjadi akumulasi auksin endogen yang cukup tinggi dalam tubuh tanaman, yang menyebabkan terjadi penekanan terhadap perkembangan tunas yang terlihat dari jumlah daun yang terbentuk. Kadar daminosida yang semakin meningkat dapat mempercepat tumbuhnya cabang pada tanaman krisan. Peningkatan kadar daminosida dapat menghambat produksi auksin pada pucuk tanaman (Wilkins, 1989). Fungsi auksin pada pucuk tanaman untuk menghambat pertumbuhan tunas-tunas samping (cabang), dengan demikian meningkatnya kadar daminosida pada tanaman dapat memacu pemunculan cabang pada tanaman krisan. Tanpa daminosida, jumlah cabang yang dihasilkan tanaman krisan terbanyak, setelah diberi daminosida pada kadar yang semakin meningkat jumlah cabang semakin sedikit dan paling sedikit pada perlakuan kadar daminosida 500 ppm. Hubungan antara kadar daminosida dengan jumlah cabang sifatnya linear, yaitu dengan meningkatnya kadar daminosida mengakibatkan jumlah cabang tanaman semakin menurun. Pemberian daminosida dapat menghambat pertumbuhan vegetatif, karena zat ini akan menghambat aktivitas auksin di buku cabang tanaman. Menurut Heddy (1993), auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang berfungsi merangsang pembentukan tunas-tunas baru, sehingga dengan meningkatnya daminosida pada tanaman akan menghambat pembentukan cabang. Tabel 3. Luas daun (cm2) pada berbagai tingkat intensitas cahaya (%) dan kadar daminosida (ppm) pada umur 12 minggu setelah pinching. Kadar Daminosida Intensitas Cahaya Rerata 55 75 100 0 347,29 def 336,15 efg 417,14 c 366,86 125 401,44 bcd 416,26 c 485,96 b 434,56 250 453,92 bc 516,05 ab 553,77 a 507,91 375 298,88 g 413,18 bc 358,61 cde 356,89 500 252,91 h 288,90 g 307,00 fg 283,21 Rerata 350,89 424,66 394,11 (+) Keterangan : Angka diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tanda (+) menunjukkan ada interaksi antar perlakuan. Semakin rendah jumlah daun maka luas daun yang didapat semakin menurun (Tabel 3). Dengan intensitas cahaya yang rendah, tanaman menghasilkan daun lebih besar, lebih tipis dengan lapisan epidermis tipis, jaringan palisade sedikit, ruang antar sel lebih lebar dan jumlah stomata lebih banyak. Sebaliknya pada tanaman yang menerima intensitas cahaya tinggi menghasilkan daun yang lebih kecil, lebih tebal, lebih kompak dengan jumlah stomata lebih sedikit, lapisan kutikula dan dinding sel lebih tebal dengan ruang antar sel lebih kecil dan tekstur daun keras (Sutarmi, 1983). Kombinasi perlakuan intensitas cahaya 100% dan kadar daminosida 250 ppm menghasilkan luas daun paling besar dibandingkan kombinasi perlakuan lain yaitu sebesar 553,77 cm2, tetapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan intensitas cahaya 75% dan kadar daminosida 250 ppm yang menghasilkan luas daun 516,05 cm2. Luas daun tersempit ditunjukkan pada kombinasi perlakuan intensitas cahaya 55% dan kadar daminosida 500 ppm yaitu 252,91 cm2, yang berarti sekitas 50 persennya. Intensitas cahaya rendah (55%) dan kadar daminosida tinggi (500 ppm), pertumbuhan tanaman terhambat, karena intensitas cahaya rendah dan kadar daminosida tinggi menghambat aktivitas auksin. Auksin memacu pertumbuhan tanaman melalui pembelahan sel dan pembesaran sel, sehingga akan mempengaruhi perluasan daun (Heddy, 1993). Dengan terhambatnya pertumbuhan daun maka luas daun menjadi sempit. Daun merupakan organ tanaman tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Bila luas daun meningkat, asimilat yang dihasilkan akan lebih besar pula. Luas daun yang besar menyebabkan laju asimilasi bersih meningkat, sehingga laju pertumbuhan nisbi juga meningkat (Tabel 4), dan bobot kering tanaman meningkat pula (Tabel 2). Tabel 4. Laju pertumbuhan nisbi (g/minggu) pada berbagai tingkat intensitas cahaya (%) dan kadar daminosida (ppm) umur 12 minggu setelah pinching. Kadar Daminosida Intensitas Cahaya Rerata 55 75 100 0 0,282 ef 0,296 c 0,281 ef 0,286 125 0,293 d 0,302 b 0,289 e 0,295 250 0,301 b 0,304 b 0,310 a 0,305 375 0,278 g 0,289 e 0,303 b 0,290 500 0,273 h 0,286 e 0,279 fg 0,279 Rerata 0,285 0,295 0,292 (+) Keterangan : Angka diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tanda (+) menunjukkan ada interaksi antar perlakuan. Laju pertumbuhan nisbi adalah peningkatan bobot kering tanaman dalam suatu interval waktu tertentu saja, bukan pertambahan bobot kering tanaman. Nilai laju pertumbuhan nisbi erat kaitannya dengan efisiensi penyerapan cahaya oleh daun, dalam hal ini luas daun dan laju asimilasi bersih akan mempengaruhi laju pertumbuhan nisbi. Luas daun meningkat dengan diimbangi laju asimilasi bersih yang tinggi, akan menghasilkan laju pertumbuhan nisbi yang tinggi pula (Harjadi, 1991). KESIMPULAN 1. Perlakuan intensitas cahaya 75% (tingkat naungan 25%) memiliki intensitas cahaya, suhu udara dan kelembaban udara yang mendekati optimum bagi pertumbuhan tanaman. 2. Terdapat pengaruh interaksi perlakuan intensitas cahaya dan kadar daminosida terhadap luas daun, dan laju pertumbuhan nisbi. 3. Tanaman dengan perlakuan intensitas cahaya 55% dan kadar daminosida 500 ppm tumbuh paling pendek dan saat muncul cabang pertama tercepat. 4. Tanaman dengan perlakuan kadar daminosida 250 ppm memiliki jumlah daun terbanyak dan bobot kering tajuk tanaman terbesar. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1990. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa. Anonim. 2000. Daminozide (B9). Dalam: http://www.chinax.com. Anonim. 2001. Garden Journal Information and Inspiration. Dalam: http://www.mums.org. Anonim. 2002. Aspek Produksi Bunga Potong. Dalam: http://www.bi.go.id. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press. Dwijoseputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.. Harjadi, S. S. 1991. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia. Heddy, S., 1993. Hormon Tumbuhan. Jakarta Rajawali Press. Herawati, T., dan Saaludin, D. 1995. Pengaruh Naungan Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan Terhadap Hasil Dan Komponen Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merr). Majalah Ilmiah Universitas Jambi No. 44. Universitas Jambi. hal 59-65. Kramer, P. J. and T. T. Kozlowski. 1979. Physiology of Woody Plants. New York: Academic Press. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: P.T. Grafindo Persada. Larsen, R. U., and J. H. Lieth. 1975. Modeling Elongation Retardation Due To Daminozide in Chrysanthemum. Dalam: http://lieth.ucdavis.edu. Marwoto, B., Suciantini dan T. Sutater. 1999. Modifikasi Pola Hari Panjang dan Intensitas Cahaya pada Krisan untuk Efisiensi Energi. Jurnal Hortikultura. 4 (7) : 870-879. Rukmana, R. dan A. E. Mulyana. 1997. Krisan. Yogyakarta: Kanisius. Sutarmi, S. 1983. Botani Umum Jilid II. Bandung: Angkasa. Widiastoety, D dan F.A. Bahar. 1995. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium. Jurnal Holtikultura 4 (5) : 72-75. Widiastoety, D., W. Prasetyo dan N. Salvania. 2000. Pengaruh Naungan Terhadap Produksi Tiga Kultivar Bunga Anggrek Dendrobium. Dalam : Jurnal Holtikultura No. 9. Vol. 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Holtikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. hal 302-306. Wilkins, M. B. 1989. Advanced Plant Physiologi. Harlow: Language Book Society. Wood, A. 2003. Daminozide (Alar, B-Nine) Growth Regulator Profile 6/86. Dalam: http://www.pmep.cce.cornel.edu.
>read more
MAKALAH PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester I Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Trisna Andarwulan S,S. M.pd Oleh: Intan Putri Nazila (12640025) JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala curahan nikmat-Nya, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Indonesia”. Shalawat serta salam semoga tetap selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. yang telah memberikan seluruh cintanya kepada seluruh umat manusia sehingga tampaklah jalan kebenaran dan jalan kebatilan, semata karena niat tulusnya dan amanat mulia dari Allah Swt. Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Atas dasar alasan tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Ibu. Trisna Andarwulan S,S. M.pd yang telah membina penulis dalam mengerjakan makalah ini. 2. Serta semua pihak terkait yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan penulis supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Malang, 18 Desember 2012 Intan Putri Nazila NIM. 12640025 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kondisi Pendidikan di Indonesia saat ini 3 2.2 Pengaruh teknologi terhadap Pendidikan di Indonesia 3 2.2.1 Dampak Positif 4 2.2.2 Dampak Negatif 5 2.3 Cara Memanfaatkan Teknologi untuk Pendidikan 10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 13 3.2 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal, yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kehadiran teknologi merubah kondisi pendidikan di Indonesia, baik dalam segi teori, metode, fasilitas dan prakteknya. Menurut Soetomo (2007), mengatakan bahwa peran teknologi dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya teknologi yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi teknologi menjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, teknologi sangat berpengaruh, dikarenakan teknologi memiliki banyak manfaat, namun juga memiliki pengaruh negatif, oleh karena itulah penulis mengambil judul “Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Indonesia”, supaya dapat memanfaatkan teknologi, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini? 2. Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pendidikan di Indonesia? 3. Bagaimana cara memanfaatkan teknoogi untuk memajukan pendidikan di Indonesia? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulis ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia saat ini 2. Untuk mengetahui pengaruh teknologi terhadap pendidikan di Indonesia 3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan teknologi dalam memajukan pendidikan di Indonesia BAB II PEMBAHASAN 2.2 Kondisi Penididikan di Indonesia saat ini Seiring dengan perkembangan teknologi, membuat pendidikan di Indonesia mengalami. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Hal tersebut memunculkan keinginan Indonesia untuk bersaing dengan Negara lain, dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana pendidikan. Sehingga pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan karena pengaruh teknologi, kini dalam proses pembelajaran banyak menggunakan teknologi-teknologi canggih seperti internet, LCD, digital library. Paitraja (2006), Mengatakan bahwa dalam pendidikan, teknologi memberi banyak manfaat, namun tidak sedikit pendidikan di Indonesia merosot Karen perkembangan teknologi yang semakin pesat. Disamping teknologi memberi manfaat terhadap pendidikan, namun teknologi juga memberi dampak negatif terhadap pendidikan akibat penyalahgunaan teknologi oleh manusia, yang tidak sesuai dan tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pendidikan Indonesia rendah dan memunculkan pelajar-pelajar yang tidak berkualitas. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. 2.2 Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Indonesia Teknologi mempunyai pengaruh besar terhadap segala aspek kehidupan, terutama pendidikan, dengan adanya teknologi dapat membantu memajukan sistem pendidikan di Indonesia, dengan adanya fasilitas teknologi yang canggih, seperti LCD, digital library, ICT, dan lain-lain, namun dengan berkembangnya teknologi juga dapat memerosotkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berikut ini dampak positif dan dampak negatif akibat pengaruh teknologi terhadappendidikan di Indonesia. 2.2.1 Dampak Positif Perkembangan teknologi informasi saat ini, seperti Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan kabel ataupun nirkabel. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini biasanya digunakan pada saat : pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan (Supratman, 2008). Dengan media teknologi sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak sepenuhnya. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa (Supratman, 2008). Berikut adalah beberapa dampak positif dari kemajuan teknologi di bidang pendidikan yaitu (Indrawan, 2006) : • Sebagai media informasi, karena dengan menggunakan internet lebih memudahkan kita dalam memperoleh informasi dari seluruh dunia, secara luas, seragam dan cepat. • Sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia, seperti membantu melengkapi dan menggantikan tugas guru bila diperlukan, berarti dapat digunakan sebagai media komunikasi antara guru dan murid. • Sebagai media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. • Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan. • Sebagai media belajar yang dapat menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengajak partisipasi masyarakat, seperti internet, computer, LCD dan lain-lain. • menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar, jadi dengan adanya teknologi dapatmemberikan beraneka ragam system pendidikan, dan lebih mudah digunakan dimana saja dan kapan saja, sehingga bersifat fleksible dan lebih efisiensi waktu. • Sebagai penambah daya tarik untuk belajar, karena semakin canggihnya teknologi, terdapat berbagai aplikasi yang unik dan lucu, sehingga menarik minat untuk belajar, dan membuat siswa lebih semangat. • Serta teknologi dapat menghemat biaya, siswa tidak perlu membeli buku lagi, karena di dalam internet sudah terdapat digital library, dan beraneka macam ilmu pengetahuan, yang mudah kita dapatkan dengan cara mendownload langsung dari internet. 2.2.2 Dampak Negatif Dibalik dampak positifnya yang sangat menguntungkan ternyata, kemajuan teknologi memiliki dampak negatif yang sangat merugikan. Salah satu faktornya adalah akibat ulah dari manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab, yang menyalahgunakan fungsi dari kemajuan teknologi tersebut. Mereka tidak berfikir apa dampak yang akan terjadi pada generasi penerus bangsa kita selanjutnya. Berikut merupakan dampak negatif dari kemajuan teknologi yang disalahgunakan (Indrawan, 2006) : 1. Malas belajar dan mengerjakan tugas Penggunaaan komputer juga menimbulkan dampak negatif dalam dunia pendidikan. Seseorang terutama anak-anak yang terbiasa menggunakan komputer, cenderung menjadi malas karena mereka menjadi lebih tertarik untuk bermain komputer dari pada mengerjakan tugas atau belajar. Solusi untuk meminimalisasi dampak negatif tersebut yaitu dengan memaksimalkan peran serta orang tua dalam memberikan perhatian, pengertian dan membimbing anak-anak dalam belajar dan bermain. Sehingga bila anak-anak dirasa sudah berlebihan dalam menggunakan komputer orang tua bisa segera membatasi dan mencegah terjadinya ketergantungan. 2. Carding Karena sifatnya yang ‘real time’ (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka. 3.Ketergantungan Media komputer memiliki kualitas atraktif yang dapat merespon segala stimulus yang diberikan oleh penggunanya. Terlalu atraktifnya, membuat penggunanya seakan-akan menemukan dunianya sendiri yang membuatnya terasa nyaman dan tidak mau melepaskannya. kita bisa menggunakan komputer sebagai pelepas stress dengan bermain gamesyang ada. Ketergantungan dapat ditanggulangi atau diminimalisasikan dengan adanya bantuan dari lingkungan dan orang-orang sekitar kita, yang dapat menyadarkan pengguna addict tersebut dengan menawarkan kegiatan lain yang lebih menarik dari pada yang ditawarkan oleh komputer. Serta memberikan motivasi untuk memperbanyak kegiatan di luar rumah (menyibukkan diri) seperti olahraga, traveling, bersosialisasi dengan teman, maka akan lebih sedikit waktu yang dihabiskan di depan komputer. 4. Violence and Gore Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan pada komputer. Karena segi isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan berbagai macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang menunjukan kekejaman dan kesadisan. Studi eksperimental menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan anak muda, khususnya permainan komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan pembunuhan. Bahkan ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa games yang di mainkan di komputer memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar dibandingkan kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata sekalipun. Hal ini terjadi terutama pada anak-anak. Mereka akan memiliki kekurangan sensitivitas terhadap sesamanya, memicu munculnya perilaku perilaku agresif dan sadistis pada diri anak, dan bisa mengakibatkan dorongan kepada anak untuk bertindak kriminal seperti yang dilihatnya (meniru adegan kekerasan). Dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi dengan adanya peran serta dari orang tua. Pertama-tama, orangtualah yang seharusnya mengenalkan computer dan internet pada anak, bukan orang lain. Mengenalkan computer dan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat mengontrol dan memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada anak-anaknya. Seperti memasang software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan. Mengatur peletakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di dalam kamar anak. Memberikan batasan waktu dan jadwal dalam penggunaan komputer. 5. Pornografi Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Begitu banyak situs-situs pornografi yang ada di internet, meresahkan banyak pihak terutama kalangan orang tua yang khawatir anak-anaknya akan mengonsumsi hal-hal yang bersifat porno. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. Ironisnya, ada situs-situs yang memang menjadikan anak-anak sebagai target khalayaknya. Mereka berusaha untuk membuat situs yang kemungkinan besar memiliki keterkaitan dengan anak-anak dan sering mereka jelajahi. Solusi untuk meminimalisasi dampak dari pornografi tersebut tidak jauh berbeda dengan solusi untuk meminimalisasi dampak negatif dari kekejaman dan kesadisan. Dalam hal ini, Pertama-tama, orangtualah yang seharusnya mengenalkan computer dan internet pada anak, bukan orang lain. Mengenalkan computer dan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat mengontrol dan memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada anak-anaknya. 6. Antisocial Behavior Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan komputer adalah antisocial behavior. Dimana pengguna komputer tersebut tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya dan cenderung mengutamakan komputer. Selain itu, pengguna komputer tersebut tidak peduli lagi apa yang terjadi disekitarnya, satu-satunya yang dapat menarik perhatiannya hanyalah komputer saja. Orang akan menjadi lebih jarang berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnya tidak berkembang secara optimal. Lama kelamaan, seseorang akan sulit menjalin komunikasi dan membangun relasi dengan orang-orang disekitarnya. Bila hal tersebut tidak segera ditanggulangi akan menumbulkan dampak yang sangat buruk, yang dimana manusia lama kelamaan akan sangat individualis dan tidak akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi. Antisocial behavior dapat ditanggulangi dengan menciptakan kesadaran dari diri sendiri akan dampak buruk dari antisocial behavior dan mulai memperbanyak kegiatan di luar rumah dengan keuarga atau teman-teman, seperti olahraga bersama, traveling, hang out bersama teman, dll. Dengan begitu seseorang akan merasakan bahwa sosialisasi dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhannya selain kebutuhannya akan komputer. 7. Perubahan Tulisan Tangan Dengan kemudahan dan kepraktian yang diberikan oleh komputer, terutama dalam hal menuliskan suatu text, membuat seseorang cenderung memilih untuk mengetik daripada harus menulis secara manual. Akibatnya, lama kelamaan seseorang akan mengalami perubahan tulisan, dari yang dulunya rapih, sampai akhirnya menjadi tulisan yang berantakan dan sulit dibaca, Hal tersebut karena mereka tidak lagi terbiasa untuk menulis secara manual. Solusi untuk meminimalisasi dampak negatif tersebut yaitu dengan menyeimbangkan antara penggunaan tulisan manual dengan mengetik di komputer. Cobalah untuk tidak hanya mengandalkan komputer untuk membuat suatu text, karena perlu disadari bahwa tidak selamanya kita dapat mengandalkan teknologi. Teknologi hanyalah seperangkat alat yang bisa saja tiba-tiba terjadi kerusakan ataupun error, yang dimana pada saat itu kita tidak dapat lagi mengandalkannya, sehingga kita juga harus dapat menyeimbangkan antara penggunaan secara manual dengan penggunaan teknologi. 8. Pelajar menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebih. Hal ini bisa terjadi ketika para pelajar tidak mempunyai sikap skeptis serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet). Saat mereka tengah aksik berkutat dengan internet, sebenarnya secara tidak langsung mereka telah masuk di dalam dunia yang over free. Maka sangatlah penting adanya kedua sikap yang sangat vital tersebut sebagai benteng maupun filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu, sikap perhatian dari orang tua juga sangat berperan penting di dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma maupun agama sebagai landasan. 9. Tindakan kriminal (Cyber Crime) Di dalam dunia pendidikan, ini bisa terjadi misalnya pencurian dokumen atau aset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan menggunakan media internet. istilahnya, ada oknum yang membobol hal tersebut. Teknologi dapat menyebabkan tenaga manusia tidak berperan secara baik Dari perkembangan teknologi komunikasi yang semakin merajalela samapi detik ini, sedikit banyak pada akhirnya akan berimbas pada pengurangan tenaga kerja manusia. Ini terjadi karena tenaga manusia tidak lagi efiktif serta efisien dalam memproduksi sesuatu dalam kapasitas yang banyak. Ketika tenaga kerja manusia tidak lagi digunakan, maka otomatis akan menyebabkan banyaknya tingkat pengangguran. Setelah itu tentunya akan menambah tingkat kemiskinan. Dari kemiskinan tersebut kemudian akan muncul lagi masalah stabilitas keamanan yang kurang kondusif, karena banyak terjadi tingkat kriminalitas. Maka dapat disimpulkan bahwa, satu hal yang muncul dalam satu bidang akan memberikan dampaknya pula terhadap bidang-bidang yang lain. Saling keterkaitan antara satu dengan yang lain. Begitu pula dalam bidang pendidikan. 10. Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi pelajar maupun pengajar. Ini bisa kita lihat misalnya pada sistem pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Dimana sistem pembelajarannya yang tidak saling bertemu antara pelajar dengan pengajar. Pelajar yang kurang aktif dalam sistem pembelajaran tersebut nantinya akan mengaggap cuek terhadap tugas ataupun materi yang ada, karena mereka merasa tidak diawasi oleh orang (pengajar) melainkan mereka merasa hanya berhadapan dengan sebuah komputer. 2.3 Cara Memanfaatkan Teknologi untuk Memajukan Pendidikan di Indonesia Perkembangan dunia Teknologi pada era globalisasi dewasa ini sangat pesat khususnya dalam aspek pendidikan. Dari pengaruh teknologi yang telah kita ketahui, kita harus bisa memfilter dampak yang di timbulkan oleh teknologi, dengan memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya. Dalam hal ini, Cyberart (1999), telah memiliki beberapa langkah memajukan pendidikan dengan teknologi demi penggunaan ke arah yang lebih positif khususnya pendidikan serta tidak mudah terpengaruh oleh aksi kejahatan, yaitu: 1. Memberikan Pembelajaran Lewat Internet Guna Mendapatkan Ilmu Pengetahuan Dengan memberikan metode pembelajaran yang fleksibel, akan mampu meningkatkan semangat belajar para penerus bangsa Indonesia. Hal ini akan memicu pergeseran pola belajar tatap muka ke arah yang lebih terbuka. Beberapa cara yang telah diterapkan Cyber4rt dalam menyalurkan sumber ilmu pengetahuan berupa mailing list, konferensi jarak jauh (teleconference), chatting, bulletin board maupun konferensi computer. 2. Menyediakan Media Untuk Mengeksplorasikan Kreativitas Sudah sepantasnya pelajar memiliki wadah/media untuk menuangkan apa yang telah mereka dapatkan khususnya materi-materi pendidikan. Wadah/media yang dimaksudkan dapat berupa: Pembuatan website di masing-masing sekolah, universitas, dll. Pembagian ruang (space) subdomain gratis kepada masing-masing pelajar agar mereka mampu membaca dan menulis mengenai informasi dan pengalaman yang mereka peroleh khususnya selama proses pembelajaran. Kompetisi tahunan juga bisa diadakan agar lebih meningkatkan semangat untuk mengeksplorasi semua bahan belajar., 3. Pembelajaran Berbasis Web Belajar berbasis web akan menawarkan beraneka ragam aktivitas dan latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional. Tenaga pendidik (Guru/Dosen) akan termotivasi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Pembelajaran menjadi lebih dinamis dan mampu memperluas visi tenaga pendidik dan pelajar. Soal latihan, panduan tenaga pendidik dan rancangan pelajaran yang ditempatkan oleh institusi pendidikan dapat terhubung melalui portal pembelajaran yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Motivasi dan minat para pelajarpun dapat meningkatkan dengan nyata. 4. Mengadakan Uji Coba Ujian Online Gratis Metode ini Try Out online gratis ini sangat menarik dimana pelajar bisa langsung mengerjakan soal, melihat langsung nilainya dan mendapatkan pembahasan diakhir Try Out. Para pelajar dapat menghemat waktu dan biaya transportasi karena tidak perlu mendatangi tempat belajar. 5. Perpustakaan Online Era digitalisasisi saat ini telah menuntut kita untuk melakukan transformasi secara keseluruhan. Perpustakaan-perpustakaan yang ada di seluruh pelosok Indonesia harus memikirkan untuk mulai mengoleksi sumber-sumber digital sebagai pemenuhan kebutuhan pendidikan. Dengan dihadirkannya perpustakaan online maka diharapkan mampu menjadi media tampung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan dapat diakses kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja selama mereka memiliki jaringan internet. 6. Pemerataan Teknologi, seperti internet untuk Cloud Computing Untuk yang satu ini, pemerintah harus memperkuat jaringan internet sampai ke daerah pedalaman. Setelah dilakukan pemerataan, penyimpanan data-data pendidikan pada virtual server dapat dilakukan. Cara ini dikenal dengan istilah Cloud Computing yang dapat diakses oleh siapa saja. Dengan Cloud Computing, pelajar di pedalaman dapat memiliki taraf belajar yang hampir sama dengan pelajar di perkotaan secara virtual. 7. Peran Serta Tenaga Pendidik Dalam pencapaian kualitas pendidikan melalui media internet, para tenaga pendidik diharapkan mampu memanfaatkan internet sebagai alat bantunya. Untuk itulah perlu diadakan pelatihan secara rutin dalam penggunaan teknologi demi kelancaran peningkatan mutu pendidikan. Dengan bersahabatnya antara tenaga pendidik dan teknologi informasi, setidaknya akan mendorong para pelajar untuk akrab dengan teknologi informasi pula. Dari seluruh aksi untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan internet yang tercantum di atas, telah terlaksana sekitar 60% dari pencapaian target. Diharapkan kedepannya Pemerintah tidak henti-hentinya untuk terus mendukung pengembangan dunia pendidikan Indonesia melalui internet demi kecerdasan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan a. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan akibat pengaruh perkembangan teknologi, yang maju dalam segi fasilitas, namun kualitasnya rendah, akibat penyalahgunaan teknologi dalam pendidikan. b. Teknologi mempunyai banyak pengaruh bagi pendidikan, yaitu dampak positifnya antara lain: teknologi digunakan sebagai media belajar, media informasi, media komunikasi, media pertukaran data, menumbuhkan daya terik untuk belajar, dan menghemat biaya pendidikan. Namun teknologi juga mempunyai dampak negatif, yaitu: membuat malas belajar, carding, ketergantungan, violence and gore, pornografi, antisocilal behavior, perubahan tulisan tanga, penjiplakan, pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebih, sikap apatis baik bagi pengajar maupun pelajar dan mencetak pelajar tak berkualitas. c. Memanfaatkan teknologi untuk memajukan pendidikan di Indonesia, seperti: memberikan pembelajaran lewat internet guna mendapatkan ilmu pengetahuan, menyediakan media untuk mengeksplorasikan kreativitas, pembelajaran berbasis web, mengadakan uji coba ujian online gratis, perpustakaan online, pemerataan teknologi untuk cloud computing, peran serta tenaga pendidik. 3.2 Saran a. Kita sebagai generasi muda harus bisa memajukan pendidikan Indonesia dengan memanfaatkan teknologi, dengan cara memfilter dampak teknologi terhadap pendidikan. b. Mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar lebih berkualitas dengan adanya teknologi, sehingga mencetak sumber daya manusia yang handal. DAFTAR PUSTAKA Cyberart, Hands. 1999. Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan. Bandung: Ganesa Exacta. Indrawan, Agus. 2006. Dampak Positif Teknologi bagi Pendidikan. Jakarta: Yudhistira. Paitraja, M. 2006. Pengaruh Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Binacipta. Soetomo, Drs. Peran Teknologi bagi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supratman, 2008. Dampak Teknologi Pendidikan. Bandung: Maha Karya.
>read more
Nama : Intan Putri Nazila NIM : 12640025 Solusi dan Ilustrasi atas Terpuruknya Penggunaan Bahasa Indonesia akibat Penggunaan Bahasa Asing, Bahasa Daerah dan Bahasa Slank A. Bahasa Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama. Sebagai masyarakat yang hidup di Indonesia, sudah tentu kita akan terlibat dalam keberagaman tersebut. Dalam keberagaman suku, budaya, dan hal lain di Indonesia ini, ada satu keberagaman paling krusial, yakni bahasa. bahasa merupakan alat komunikasi dalam sebuah lingkungan sosial. Mengingat teori Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa komunikasi merupakan kebutuhan makhluk social untuk melangsungkan kehidupan. Keberagaman bahasa di Indonesia di karenakan beragam bangsa yang mempunyai karakteristik bahasa masing-masing, dan untuk mempermudah interaksi antarsuku dan antarwilayah, kemudian ditetapkan bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia, yang diresmikan dalam momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. B. Bentuk Keragaman Bahasa di Indonesia saat ini yaitu: 1. Keberagaman Internal Keberagaman internal yaitu keanekaragaman bahasa di dalam Indonesia, yang ditimbulkan oleh etnik-etnik yang ada atau yang biasanya dikenal dengan bahasa daerah. Namun pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemerstu. Menurut pendapat saya, penggunaan bahasa daerah mempunyai nilai positif, apabila penggunaannya sesuai dan seimbang. Karena bahasa daerah menunujukkan kesantunan seseorang dalam berucap. Dewasa ini banyak pemuda yang sudah tidak mempunyai etika ketika berbicara, mereka tidak memperhatikan dengan siapa mereka berbicara. Sehingga tak jarang orang tua atau guru sering merasa tersinggung dengan bahasa yang diucapkan kita, yang menurut mereka kurang sopan. Dan bahasa merupakan produk budaya, jadi bahasa daerah merupakan produk suatu daerah yang harus dilestarikan demi menjaga kekayaan budaya daerah tersebut agar tidak punah dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.Bahasa daerah juga merupakan identitas daerah tersebut.dan bahasa daerah merupakan identitas utama dan merupakan ciri khas tiap daerah, sehingga melestarikan bahasa daerah berarti turut menjaga Bhineka Tunggal Ika Indonesia. Namun penggunaan bahasa daerah juga harus dibatasi, kita harus mengetahui konteks dalam penggunaan bahasa, seperti ketika proses pembelajaran, kita harus menggunakan bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. 2. Keberagaman Eksternal Keberagaman Eksternal yaitu keanekaragaman yang disebabkan oleh akulturasi-akulturasi budaya dengan bangsa lain. Sebagai contoh, masuknya bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin yang disebabkan oleh tuntutan global, penyebarluasan agama, atau perdagangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Penggunaan bahasa asing juga mempunyai nilai positif, yaitu agar kita tidak kalah dengan persaingan dunia, yang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Indonesia merupakan Negara sosial yang membutuhkan Negara lain, yang membuat Indonesia melakukan kerjasama dengan Negara lain, seperti dalam aspek pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Kebutuhan akan pengayaan pe¬ngetahuan pun menjadi salah satu alasan krusial bagi masyarakat kita untuk mempelajari bahasa asing. Untuk melakukan absorbsi terhadap ilmu dari luar negeri secara otomatis kita harus mempelajari bahasa mereka. Hal ini tentu menjadi perkara baru dalam dunia kebahasaan. Akibatnya, tak jarang pembiasaan penggunaan bahasa asing lebih digalakkan daripada pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dan juga agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan zaman yang mana pada umumnya teknologi kebanyakan menggunakan bahasa asing, seperti buku, internet, dan lain-lain. Dengan bahasa asing memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang asing, sehingga kita tidah dibodohi oleh orang asing dan perkembangan teknologi. Namun penggunaan bahasa asing juga sedikit demi sedikit memusnahkan bahasa negeri sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Banyak para pelajar yang mengedepankan bahasa asing, sehingga melupakan bahasa sendiri, seperti contoh anak zaman sekarang, masih kecil sudah dibiasakan berbicara bahasa asing, sehingga dia tumbuh dengan bahasa asing dan buta akan bahasa Indonesia. Serta dalam penggunaannya kita harus melihat konteksnya, dengan siapa kita berbicara bahasa asing dan ketika apa kita berbicara bahasa asing. 3. Pencampuran Bahasa (Bahasa Gaul) Penggunaan pencampuran bahasa keinggris-inggrisan dan plesetan-plesetan yang biasa kita sebut bahasa gaul sedang menggejala dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sering diucapkan oleh public pigure, di TV, di forum-forum resmi atau di mana saja, yang sering diucapkan oleh orang-orang disekitar kita. Yang tanpa kita sadari, bahwa kita adalah korban dari akibat kelatahan supaya dikatakan modern atau tidak ketinggalan zaman. Di Indonesia pemakaian bahasa gaul atau sekarang lebih populer dengan istilah bahasa Slank mulai marak digunakan sekitar dua tahun lalu. Perkembangan bahasa ini begitu natural dan menjadi marak di masyarakat, utamanya kaum muda. bahasa Slank merupakan indikasi dari kerusakan bahasa, namun menurut teori perubahan dan pergeseran bahasa, fenomena bahasa Slank tersebut memang hal yang sudah dimungkinkan terjadi dalam perkembangan suatu bahasa. Seperti contoh kata “Oh gitu yah? Whatever! Gw ga pusing”, “Masa sih? Actually I didn’t know about that before“, “Gilak! Are you serious?“, “Oh my gosh, really?“, “Sumpe loh! You gotta be kidding me!“, “Ya gitu-gitu lah, something like that” “Gak gitulah yau”, Tapi gak gini-gini juga kale”. Seakan-akan kata-kata tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Padahal bahasa gaul dapat merusak sikap moral positif generasi muda akan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia. Generasi mudah sudah jarang menggunakan bahasa Indonesia yang formal. Bahasa gaul dapat digunakan untuk hal-hal yang kurang terpuji, misalnya memprovokasi atau sejenisnya. Bahasa gaul dapat menggeser kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah. Sehingga tidak heran kalau banyak bahasa daerah yang terancam punah karena penuturnya sudah sangat sedikit. Akibat buruk yang lain dari penggunaan bahasa gaul ini adalah generasi muda semakin berkurang kecintaannya terhadap bahasa Indonesia. Tidak menjunjung tinggi bahasa persatuan dan merasa malu berbahasa formal. Lebih parah lagi, bahwa generasi muda akan lupa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari etika berbahasa, kebiasaan menggunakan bahasa gaul akan mengidikasikan prilaku yang kurang sopan. Jika terus menerus digunakan, bahasa gaul akan menghilangkan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. C. Solusi Mengatasi Maraknya Bahasa Daerah, Bahasa Asing dan Bahasa Gaul Masalah kebahasaan adalah masalah yang harus segera diatasi, karena Peribahasa mengatakan “Bahasa menunjukkan bangsa”. Peribahasa ini mengandung konotasi yang dalam, bukan sebatas pengeritian “the Language to indicate the nation”, tetapi lebih jauh meliputi sikap, perilaku, keanggunan secara visual dan verbal (pandang-dengar). Bagaimana nasib bangsa kita jika bahasa kita semakin terpuruk? . Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua sebagai bangsa Indonesia, baik bagi rakyat maupun pemerintah, menurut pendapat saya solusi yang harus kita lakukan adalah: 1. Menanamkan kesadaran arti bahasa bagi suatu bangsa 2. Memelihara bahasa nasional sebagai identitas kepribadian kita sebagai manusia Indonesia. 3. Memposisikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar. 4. menumbuhkan rasa kebangsaan dengan bahasa yang sehat. Padahal tanpa bahasa yang sehat, sebuah negara berarti sedang mengalami kehancuran dalam dirinya. Untuk itu mari kita semua mengajak kembali seluruh komponen bangsa untuk bersatu membina bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa 5. Melakukan sosialisasi tentang penggunaan bahasa, sehingga kita bisa menempatkan penggunaan bahasa pada tempatnya. 6. melakukan kebijakan dan perencanaan bahasa melalui pendidikan. Pendidikan dalam konteks ini tidak hanya mencakup pendidikan formal namun juga informal. melakukan pembiasaan bahasa yang seimbang di keluarga. Demikianlah sekelumit permasalahan kebahasaan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai permasalahan tersebut meng¬indikasikan bahwa kita kaya akan bahasa dan semakin berkerkembangnya zaman melahirkan orang-orang yang kreatif .
>read more
MAKALAH MANFAAT LINTAH BAGI KESEHATAN MANUSIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Trisna Andarwulan S,S. M.pd Oleh: Intan Putri Nazila (12640025) JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala curahan nikmat-Nya, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Manfaat Lintah bagi Kesehatan Manusia”. Shalawat serta salam semoga tetap selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. yang telah memberikan seluruh cintanya kepada seluruh umat manusia sehingga tampaklah jalan kebenaran dan jalan kebatilan, semata karena niat tulusnya dan amanat mulia dari Allah Swt. Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Atas dasar alasan tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Ibu. Trisna Andarwulan S,S. M.pd yang telah membina penulis dalam mengerjakan makalah ini. 2. Serta semua pihak terkait yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan penulis supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Malang, 12 Desember 2012 Intan Putri Nazila NIM. 12640025 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Lintah 3 2.2 Ciri-ciri Lintah 3 2.3 Zat-zat yang terkandung dalam Lintah 5 2.4 Terapi Lintah 6 2.4.1 Cara Melakukan Terapi Lintah 6 2.4.2 Efek Samping Terapi Lintah 6 2.5 Manfaat Lintah bagi Kesehatan Manusia 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 12 3.2 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara beriklim tropis. Oleh karena itu, di Indonesia terdapat aneka ragam flora dan fauna. Seperti daun talas, daun jambu biji, daun sirih, cacing tanah, dan lain-lain. Dan dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para ilmuan, sehingga didapatkan pengetahuan baru yang tidak diketahui oleh masyarakat, misalnya manfaat daun talas sebagai obat untuk membekukan darah saat luka, daun jambu biji sebagai obat diare, daun sirih sebagai obat pencegah keputihan yang berlebihan, cacing tanah untuk meredakan panas pada penderita tifus, dan lain sebagainya. Sebagian besar orang, tentu telah mengenal Lintah. Menurut Justiana (2009), mendefinisikan lintah (hirudo Medicinalis) adalah hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea. Mayoritas orang menganggap lintah adalah hewan yang menjijikkan dan sangat berbahaya. Karena dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml s/d kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Namun disamping itu, lintah mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Itulah yang membuat penulis semakin tertarik membuat makalah dengan judul Manfaat Lintah bagi Kesehatan Manusia. Agar masyarakat tahu bahwasanya lintah mengandung banyak manfaat bagi kesehatan manusia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Apakah Lintah itu? 2. Bagaimana ciri-ciri Lintah? 3. Apa saja zat-zat yang terkandung dalam tubuh lintah? 4. Bagaimana cara terapi lintah dan apa saja efek sampingnya? 5. Apa saja manfaat lintah bagi kesehatan tubuh manusia? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulis ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian lintah 2. Untuk mengetahui ciri-ciri lintah 3. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam tubuh lintah 4. Untuk mengetahui cara-cara terapi lintah dan efek sampingnya 5. Untuk mengetahui manfaat lintah bagi kesehatan tubuh manusia BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian lintah Lintah adalah hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya Oligochaeta, mereka memiliki kliteum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Mereka mempunyai alat penghisap pada setiap ujungnya. Pada ujung yang satu terdapat alat penghisap dengan mulut dan di ujung yang lain ada alat seperti perekat untuk menempel. Dikerongkongan tempat isapnya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Ukuran dan panjang dari lintah ada berbagai macam ukuran, dari ukuran kecil, sedang, dan besar. Dari panjang 1 inci sampai dengan 10 inci (Justiana, 2009). Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaanya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon. Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrate seperti cacing, siput, atau larva serangga. Lintah ada yang berwarna hitam, coklat, dan hijau dengan garis putus-putus pada bagian atas badanya. Terdapat 65 jenis lintah yang dapat hidup didaratan, air tawar, payau dan laut (Justiana, 2009). 2.2 Ciri-ciri lintah Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada ujungnya. Ukuran biasa adalah 50 mm dan bahkan mencapai 30 cm. Seekor lintah mungkin mengambil waktu 15 hingga 30 menit untuk menyedot darah dari badan manusia. Dalam tempo waktu tersebut, ia dapat menghisap kira-kira 2,5 sehingga 5,5 gr darah. Kuantiti darah tersebut sudah cukup bagi lintah untuk bertahan selama 6 bulan. Pada air liur lintah terdapat sekurang-kurangnya 15 jenis zat cair, Diantaranya ialah sejenis zat yang sama seperti yang terkandung didalam putih telur. Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah penghisap darah, bagian terbesar diantaranya tidak hidup sebagai ektoparasit, dan secara khusus ciri-ciri lintah adalah sebagai berikut (Priadi, 2009) : 2.2.1 Sistem pencernaan lintah Sistem pencernaan lintah terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rectum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Predator makan larva, keong, serangga, cacing 75 % penghisap darah, melekat/menempal pada permukaan tubuh vertebrata. Darah dihisap oleh faring otot dan menampung dalam tembolok. Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah.Dalam 1x makan , lintah menghisap darah 10x berat badanya. 2.2.2 Sistem reproduksi lintah • Monoceous • Jantan : 4-12 pasang testis, 1 pasang ductus spermaticus • Betina : 2 ovarium dan oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin dan vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan • Tidak ada tingkat larva • Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi dan kokon akan diletakkan dalam air/tanah 2.2.3 Sistem pernafasan lintah Lintah menyedot oksigen melalui kulitnya yang lembap jika keadaan air kurang oksigen, lintah akan muncul ke permukaan. 2.2.4 Saraf dan Indera • Ruas 5 dan 6 terdapat lingkar saraf ganglia “otak” • Alat indera = mata dan papilla • Mata = fotoreseptor • Papilla dan Sensila = tonjolan kecil pada epidermis yang berfungsi sebagai peraba dan perasa. 2.3 Zat-Zat yang terkandung dalam Lintah Dari hasil kajian-kajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan, telah diketahui bahwa lintah mengandung banyak zat yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh manusia. Berikut ini antara lain zat-zat yang terkandung dalam lintah (Rahman, 2011) : a. Nitric Oxide : Dalam satu kajian ilmiah University Purdue, Lintah jenis Hirudo Medicinalis dikenal dapat mengeluarkan NO secara alami. Sementara kajian ilmiah lainya mengatakan bahwa NO dapat menyelesaikan 90% masalah kegagalan ereksi kaum lelaki. Vagina dan klitoris wanita apabila tersentuh oleh unsure NO ini, juga dapat meningkatkan rangsangan seksual, dimana NO tersebut akan member stimulus pada saraf-saraf yang memacu gairah seksual wanita. b. Hirudin : adalah zat yang dapat mencairkan pembekuan darah, unsure Hirudo medicinalis dipakai dalam operasi syaraf-syaraf yang kecil, misalnya bekas operasi pada bagian tubuh tertentu, untuk mencairkan darah yang menggumpal (beku) paska operasi atau saluran darah yang tersumbat. Hirudin terdiri dari 65 Asam amino yang berpotensi, menghambat pendarahan atau pembekuan darah. Hirudin akan mengurangi gumpalan darah yang terbentuk dan meningkatkan aliran darah pada bagian tertentu dalam tubuh kita. c. Histamine : adalah zat yang berfungsi sebagai pengembang. Zat pengembang ini ditemukan pada bagian ludah lintah. d. Hyaluronidase : Zat yang berasal dari ludah lintah yang termasuk dalam jenis obat bius. e. Anti Kolagen : Zat yang keluar dari air liur lintah atau spesies sejenis berdasarkan penelitian ternyata dapat digunakan untuk perawatan dan pengendalian trombosit. Zat ini dapat berfungsi sebagai penunda penuaan dan dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetika. 2.4 Terapi Lintah 2.4.1 Cara Melakukan Terapi Linta lintah dapat dilakukan dengan menempelkan dua-tiga ekor lintah disetiap anggota tubuh yang sakit, selama kurang lebih 30 menit dan tergantung dari tingkat parah atau tidaknya penyakit yang diderita. Setelah kenyang menghisap darah kotor, lintah akan jatuh sendiri dan hanya bisa digunakan untuk sekali pakai saja dan dibuang. Bekas gigitan lintah ditutup dengan plester. Lintah akan menghisap lender dan darah yang menyumbat pembuluh darah sehingga peredaran darah kembali lancer (Anshori, 2011). Lintah juga dapat dioleskan kedalam bagian tubuh dengan cara diproses menjadi minyak, yaitu dengan cara (Anshori,2011) : a. Lintah biasanya diambil pada musim kemarau, cara menagkapnya dengan abu, atau ditits dengan minyak tanah, lalu dikeringkan dengan menjemmurnya dibawah sinar terik matahari atau di panggang. Lintah yang sudah dibersihkan di goring dengan minyak bijan sampai kering kuning kemudian di keringkan. b. Kumpulkan lintah yang berukuran besar dan yang masih hidup. Lalu masukkan kedalam toples atau ke tempat bekas selai yang sudah berisi minyak sayur. Setelah dimasukkan tutup dengan rapat dan dibiarkan selama 7 hari. Lintah akan melebur menjadi satu dengan minyak sayur. Dan minyak sayur itu akan berubah menjadi hitam seperti warna lintah. 2.4.2 Efek Samping Terapi Lintah Adapun efek samping terapi lintah antara lain adalah (Anshori, 2011) : a. Lokal Gatal Transient gatal di tempat gigitan lintah dalam beberapa hari pertama setelah pengobatan sangat umum dan tidak boleh salah untuk reaksi alergi. Dalam studi tentang kemanjuran terapi lintah pada pasien dengan osteoarthritis lutut, sekitar 70% dari pasien yang diobati dengan lintah mengalami gatal local yang berlangsung rata-rata dua hari. Ketika pasien mengalami gatal local, pasien tidak boleh menggaruk gigitan lintah, terutama setelah penutupan luka awal, karena bisa menyebabkab penundaan penyembuhan luka. b. Bekas Luka Bila dibiarkan, gigitan lintah akan cepat menyusut dan tak terlihat cabang tiga kecil dalam waktu selama satu sampai tiga minggu. Namun, jika penyembuhan luka terganggu akibat menggaruk luka atau infeksi sekunder, bekas luka akan tetap terlihat untuk waktu yang signifikan lebih lama. c. Gangguan Luka Penyembuhan Setelah lintah tetes off, tepi luka tiga cabang umumnya membengkak selama 12-48 jam disertai dengan perasaan ketegangan local, panas, dan memerah. Bintik-bintik darah kecil (ecchymoses) berkembang di bawah kulit di sekitar gigitan lintah. 2.5 Manfaat Lintah bagi kesehatan Manusia Lintah merupakan hewan yang menjijikkan ternyata menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan manusia, diantara manfaat lintah untuk kesehatan, yaitu (Anshori, 2011) : a. Untuk Mengatasi Penyumbatan darah Lintah, binatang sejenis cacing yang gemar mengisap darah, sejak ratusan tahun lalu dikenal sebagai media penyembuhan serbaguna untuk penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah. Lintah yang ditempelkan pada kulit akan menghisap darah kotor pada tubuh manusia. Ketika melekat dan menghisap darah, lintah mengeluarkan zat anestesi yang membuat korban tidak merasa sakit serta menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah yang disebut zat anti kogulan. Setelah dilakukan penelitian, ternyata lintah diakui mampu mengobati penyumbatan darah, dan dapat menghisap darah kotor, darah statis, maupun darah teracuni. Karena lintah mengeluarkan liur yang mengandung hirudin yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh, sehingga sirkulasi darah menjadi lancer, dan tubuh menjadi sehat dan terasa bugar kembali. b. Untuk Mencegah Serangan Jantung Peniliti dari rumah sakit di Selandia Baru mengadakan penelitian tentang penyakit serangan jantung. Mereka telah meneliti keefektifan penggunaan obat baru yaitu Bivalrudin untuk penanganan penyakit coronary thrombosis melalui serangkaian percobaan. Menariknya, ternyata Bivalrudin adalah bentuk lain dari Enzim Hirudin yang terkandung dalam air liur lintah. Bivalrudin mengandung effect anti-coagulant yang permanen dan mengurangi kemungkinan serangan jantung sampai dengan 33%. Pengobatan dengan enzym yang terkandung dalam lintah ini diketahui 30% lebih efektif daripada penggunaan heparin. c. Untuk Mengobati luka pada penderita Diabetes (gantren) Setiap tahun lebih dari tiga juta orang di seluruh dunia meninggal akibat dari komplikasi Diabetes Mellitus atau dengan kata lain terjadi satu kematian setiap tiga detik. Diet serta olahraga yang teratur kemungkinan dapat mengurangi glukosa didalam tubuh secara drastis. Namun, ketika seorang penderita Diabetes Mellitus mengalami luka, maka luka tersebut dapat menjalar hingga diharuskan amputasi. Terapi lintah sangat efektif sebagai obat untuk luka tersebut. Untuk mengobati Diabetes Mellitus (kering) lintah-lintah tersebut ditempelkan pada bagian yang matirasa, kesemutan, kaku, sakit di sekitar kaki maupun tangan, gangguan seperti buang air kecil pada malam hari, tidak bias buang air besar setiap hari, dan gangguan disfungsi ereksi bisa disembuhkan dengan terapi sedot lintah dan herbal secara teratur. Untuk Diabetes Mellitus (basah) lintah-lintah tersebut di tempelkan pada bagian tubuh yang bengkak, luka yang tidak bisa sembuh, busuk, sudah matirasa di sekitar lubang luka. Saraf/jaringan yang mati akan hidup kembali hanya dengan terapi lintah tanpa perlu diamputasi, Diabetes Mellitus (basah) bisa disembuhkan. d. Untuk Mengobati Saraf terjepit / Cidera Otot Kesemutan adalah gejala yang muncul akibat gangguan pada system saraf sensorik. Gangguan itu timbul karena rangsang listrik pada system itu tidak tersalur secara penuh. Berikut ini penyebab kesemutan diantaranya, saraf terjepit otot, tertimbun cairan tertentu dalam tubuh, atau tercepit benda lain diluar tubuh yang mempengaruhi otot dan saraf, juga akibat aktivitas anggota tubuh entah tangan, kaki, atau bagian tubuh lain tanpa henti. Dimulai dari rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, suhu panas/dingin. Rangsangan ini diterima reseptor saraf pada kulit, lalu dikirim ke saraf tepi, masuk dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Gangguan saraf tepi yang biasanya mewujudkan gejala kesemutan bisa muncul akibat saraf terjepit otot atau jaringan lain. Di dalam tulang punggung, berjajar sumsum tulang yang bisa menekan saraf disekitarnya atau menekan saraf yang keluar dari setiap tulang punggung. Di setiap tulang punggung terdapat lubang tempat keluar akar saraf yang berasal dari sumsum tulang. Tempat keluar ini bisa dipesempit oleh inti tadi, sehingga saraf tertekan. Inilah yang biasa disebut saraf terjepit oleh kebanyakan orang. e. Mengatasi Impotensi dan Memperbesar alat vital pria Lintah secara turun temurun sangat terkenal dalam mangatasi problem sexual pria, seperti mengobati ejakulasi dini dan disfungsi ereksi. Tidak hanya mengatasi problem sexual. Lintah juga diyakini dapat memperbesar alat vital pria. Dari kajian-kajian ilmiah yang dilakukan, lintah banyak mengandung Nitric Oxide (NO) yang berfungsi menyelesaikan 90% masalah kegagalan ereksi kaum lelaki, juga mengandung Histamine yang berfungsi sebagai zat pengembang, serta mengandung Hirudin sebagai zat yang menghambat pembekuan darah. f. Mengatasi Migraine Penderita sakit kepala sebelah (migraine) akan membaik setelah menjalani terapi lintah. Lintah mengandung hirudin yang berfungsi mencairkan pembekuan darah, sehingga peredaran darah di dalam otak kembali lancer. Pasien akan merasakan sakit yang berkurang, kepala terasa enteng, tidur pulas dan bangun tanpa rasa sakit. g. Mengatasi Kerontokan dan Kebotakan Lintah mengandung zat untuk melancarkan dan meningkatkan sirkulasi darah. Begitu juga apabila terapi lintah dilakukan pada bagian kulit kepala yang mengalami kerontokan dan kebotakan, peningkatan sirkulasi darah akan memacu pemusatan dan penghantaran nutrisi ke akar rambut(folikel) yang nantinya akan memacu pertumbuhan rambut. Individu yang mengalami alopecia/kebotakan dikarenakan oleh jamur juga dapat teratasi, karena lintah mengandung zat alami antibakteri pada liurnya yang akan memerangi jamur tersebut. h. Mengobati Penyakit Ginjal Telah ditemukan bahwa terapi lintah secara signifikan dapat membantu individu untuk memiliki ginjal sehat. Karena ginjal bisa rusak oleh pengaruh diabetes, salah satunya adalah peningkatan viskositas (kekentalan) darah. Enzim yang ditemukan di air liur lintah (terutama enzim antikoagulasi) dapat membantu mencegah pembekuan darah atau kekentalan darah. Enzim penting lain yang mengurangi tekanan pada fungsi penyaringan dari ginjal adalah enzim yang membantu melarutkan gumpalan darah, meningkatkan aliran darah atau sirkulasi, memperbesar pembuluh darah oleh enzim yang mirip histamine. Semua enzim ini bekerja sama untuk membantu ginjal menerima sirkulasi darah yang baik, Sehingga membantu ginjal untuk menyaring racun dan bahan limbah dari tubuh secara maksimal. Jika ada peradangan pada ginjal yang menghalangi tindakan penyaringan, terapi lintah dapat terbukti bermanfaat melalui senyawa anti-infalamansi dalam air liur lintah. Manfaat lain dari terapi lintah termasuk efek antibakteri yang membantu melawan infeksi pada ginjal. i. Mengobati Penyakit Hepatitis Terapi lintah telah digunakan dalam pengobatan banyak penyakit selama ribuan tahun. Suplai darah yang sehat diperlukan untuk melawan infeksi dan peradangan pada hati. Dan enzim yang bermanfaat ditemukan dalam air liur lintah seperti enzim anti-inflamasi yang membantu mengurangi pembengkakan serta enzim histamine yang bermanfaat untuk vasodilate (melebarkan) pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi aliran darah. j. Mengobati Penyakit Arthritis (Radang sendi) Senyawa pada air lir lintah yang dapat mengurangi peradangan pada sendi disebut bdelins dan eglins, yang bertindak sebagai anti inflamasi (anti peradangan). Selain komponen anti inflamasi, air liur memiliki zat histamine yang bertindak sebagai vasodilator yang berperan penting dalam pengobatan arthritis, karena ketika pembuluh melebar(memperluas) akan meningkatkan aliran darah yang pada akhirnya akan membasuh senyawa atau sesuatu yang menyababkan terasa sakit dan peradangan pada sendi atau bagian tubuh lainnya. Perlakuan terapi lintah secara rutin terbukti efektif menghilangkan rasa nyeri. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas di dapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Lintah (hirudo Medicinalis) adalah hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea. 2. Ciri-ciri lintah secara umum adalah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada ujungnya, ukuran biasa adalah 50 mm, dapat menyedot darah dari badan manusia sekitar 2,5 sampai 5,5 gr darah dalam waktu 15 hingga 30 menit, dan mempunyai ciri khusus pada sistem pencernaan, reproduksi, pernapasan, saraf dan indera pada lintah. 3. Zat-zat yang terkandung dalam tubuh lintah antara lain Nitric Oxide(NO), Hirudin, Histamine, Anti Kogalen, Hyaluronidase. 4. Terapi lintah dapat dilakukan dengan cara menempelkannya atau dioleskan dalam bentuk minyak pada anggota tubuh yang sakit, tetapi terapi lintah juga dapat menimbulkan efek samping yaitu lokal gatal, bekas luka dan gangguan luka penyembuhan 5. Lintah yang menjijikkan ternyata menyimpan banyak manfaat bagi manusia yaitu, untuk mengatasi penyumbatan darah, mencegah serangan jantung, mengobati luka pada penderita diabetes, mengobati saraf terjepit, mengatasi impotensi, mengobati migraine, mengobati sakit ginjal, mengatasi kebotakan, mengobati arthritis, dan mengobati hepatitis. 3.2 Saran a. sebaiknya jangan terlalu bergantung pada obat – obatan yang banyak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan. b. Membiasakan mengkonsumsi bahan alami seperti lintah yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. DAFTAR PUSTAKA Anshori, 2011. Manfaat Lintah bagi Kesehatan. Bandung: Ganesa Exacta Justiana, Sandri. 2009. Khasiat Hewan Melata. Jakarta: Yudhistira Priadi, Arif. 2009. Biology Flora Fauna. Jakarta: Binacipta Rahman, Agus. 2011. Kandungan Kimia Lintah.Yogyakarta: Graha Ilmu
>read more

VIVAnews - DUNIA

Popular Posts

buka blog

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009