Minggu, 23 Desember 2012

LAPORAN OBSERVASI PELAYANAN PUBLIK DI TERMINAL ARJOSARI Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Filsafat Pancasila Dosen Pengampu: Dra. Jundiani, S.H., M.Hum Oleh: Intan Putri Nazila (12640025) Ulfi Khoiriyyah (12640023) Zulfi (126400 Silvi (126400 Ja’far Shodiq (126400 Haris Syaiful Rizal (126400 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala curahan nikmat-Nya, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan observasi untuk memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Filsafat Pancasila yang berjudul “Pelayanan Publik di Terminal Arjosari”. Shalawat serta salam semoga tetap selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan seluruh cintanya kepada seluruh umat manusia sehingga tampaklah jalan kebenaran dan jalan kebathilan, semata karena niat tulusnya dan amanat mulia dari Allah SWT. Keberhasilan dalam penyusunan laporan observasi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan dari awal sampai akhir. Atas dasar alasan tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen Mata Kuliah Filsafat Pancasila, Dra. Jundiani, S.H., M.Hum dan Ibu. Risma yang telah membina kami dalam mengerjakan laporan observasi ini. 2. Serta semua pihak terkait yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan kami supaya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Malang, 20 Desember 2012 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya Terminal Arjosari 3 2.2 Letak Terminal Arjosari 5 BAB III METODE DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian……………………………………………. 7 3.2 Hasil Penelitian ……………………………………………… 7 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelayanan Publik di Terminal Arjosari ………………………. 12 4.2 CaraMengoptimalkan Pelayanan Publik ……………………… 15 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 17 5.2 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN ………………………………………………………………. 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal merupakan tempat pemberhentian angkotan umum baik angkotan kota maupun antar kota. Dapat juga disebut dengan tempat untuk bertemunya calon penumpang dengan angkotan yang mengantarkannya ke tempat yang dituju. Macam-macam angkotan umum antara lain bus, LAN, becak, taxi dan ojek. Biasanya, bus dan taxi digunakan untuk mengangkut penumpang dengan tujuan jarak jauh. Sedangkan LAN, ojek dan becak hanya pada daerah-daerah kota dan desa yang terdapat di satu daerah. Masyarakat cenderung memilih angkotan kota maupun antar kota sebagai sarana transportasi ke daerah yang dituju, karena lebih murah dan lebih cepat dari pada kereta ataupun pesawat. Terminal menyediakan fasilitas transportasi yang dapat memudahkan seseorang untuk berpergian (Suprapto, 2006). Namun, keberadaan terminal sebagai sarana memudahkan transportasi tidak menjamin keamanan seseorang, dikarenakan suasana yang terbentuk begitu ramai. Sehingga dapat menimbulkan tindakan kriminalitas seperti yang terjadi di masyarakat kini, misalnya pencopetan, penodongan, penipuan terlebih lagi dapat menimbulkan pembunuhan. Hal-hal tersebut dapat digolongkan sebagai pelanggaran penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di terminal. Maka dari itu laporan ini dimaksudkan untuk membuat inventarisasi dengan mengumpulkan bahan menjadi satu tulisan yang utuh, dengan sorotan khusus mengenai pelayanan publik yang mencakup nilai-nilai masalah Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di terminal Arjosari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari? 2. Bagaiamana cara mengoptimalkan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari. 2. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan pelayanan publik di terminal Arjosari. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya Terminal Arjosari Terminal Arjosari berdiri pada tahun 1988, yang di dirikan di kota malang. Terminal Arjosari sebelum dibangun tahun 80-an, adalah rawa-rawa yang sering dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Namun karena lokasinya dianggap strategis, Pemerintah Kota malang meliriknya untuk dijadikan sebagai terminal. Saat itu di malang belum ada terminal, namun kemudian didirikan beberapa terminal yaitu terminal landungsari, dan terminal gadang (Ilyas, 2002). Dibangunnya terminal di daerah itu mendatangkan rezeki bagi warga setempat. Banyaknya angkutan umum yang melewati terminal itu membuka lowongan pekerjaan bagi warga belimbing. Banyak warga yang bekerja di sekitar terminal sebagai pedagang, supir, agen bus, atau tukang semir sepatu. Warga dari daerah lainnya pun mulai berdatangan untuk mengadu nasib di tempat itu (Ilyas, 2002). Moderenisasi Terminal Arjosari memiliki tiga tujuan sekaligus. Yakni mengurangi beban lalu lintas di tengah kota, menambah identitas kota dan memanjakan publik pengguna jasa terminal. Karena itu dipastikan, wajah baru terminal bertipe A itu lebih bagus dari Terminal Bungurasih. Pembahasan konsep desain baru Terminal Arjosari sejak November 2010 lalu melibatkan sejumlah pakar Universitas Brawijaya (UB). Yakni pakar transportasi dan lalu lintas, Ir Achmad Wicaksono ME dan pemerhati arsitektur, Ir AM Nugroho MT. Nugroho menjelaskan, konsep pembangunan terminal yang disarankannya saat pembahasan dan pemaparan di Kementerian Perhubungan yakni ramah lingkungan, manusiwai dan identitas Kota Malang (Kompas, 2011). Tiga konsep tersebut dihadirkan dalam tiga zona bangunan secara merata. Zona pertama mencakup bangunan utama terminal seperti tempat penjualan tiket, tempat kedatangan dan keberangkatan. Desain bangunan utama yang dipilih yakni paduan desain artdeco atau bangunan bergaya hindis dan moderen. ‘’Karena di Malang masih terdapat banyak bangunan peninggalan Belanda seperti di Kayutangan. Nah konsep desain ini yang dipakai sebagai salah satu identitas kota,’’ jelas Agung, sapaan akrab AM Nugroho. Di zona kedua, lanjutnya, merupakan kawasan kedatangan dan pemberangkatan bus hingga tempat antre. Sedangkan zona ketiga yakni terminal angkutan kota yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa mall dan hotel. Agar lebih memanusiakan pengguna terminal, di desain jarak akses penumpang dengan bus tak jauh. Selain itu menghilangkan persinggungan langsung antara penumpang dengan bus. Salah satu contohnya, penumpang yang turun dari bus akan naik ke lantai dua yang dilengkapi jembatan penghubung. Dari atas jembatan penghubung, penumpang bisa leluasa melihat jenis angkutan yang akan ditumpangi untuk melanjutkan perjalanan. Dari lantai dua ini, penumpang langsung turun ke lantai satu dan mengakses angkutan yang dituju. Selain itu desain ruangan juga memberi kenyamanan kepada penumpang dan kru bus (Kompas, 2011). Sedangkan konsep bangunan berdesain ramah lingkungan, akan diperbanyak tanaman dan pedesetrian. Bahkan terdapat taman diatas atap. Tujuannya penumpang lebih menikmati kesejukan di area terminal. Bangunan utama terminal juga didesain hemat energi. Karena itu, bangunan utama dibangun membujur di sisi barat-timur untuk memudahkan masuknya sinar matahari. ‘’Dengan demikian bisa menghemat listril”. Jelasnya (Kompas, 2011). Sementara itu, Wali Kota Malang, Peni Suparto menjelaskan, Terminal Arjosari memang didesain menjadi terminal yang nyaman dan menyenangkan. Karena itulah dilengkapi mall, pusat grosir, hotel dan penginapan kru. Selain itu juga dilengkapi pusat oleh-oleh dan taman. ‘’Ini untuk menjawab perkembangan masyarakat yang menghendaki perkembangan prima. Karena itulah Terminal Arjosari dibuat lebih bagus, nyaman dan menarik,’’ ucapnya sembari mengatakan, wajah baru Terminal Arjosari akan jauh lebih bagus dari Terminal Bungurasih (kompas, 2011). 2.2 Letak Terminal Arjosari Terminal Arjosari merupakan terminal utama di kota Malang. Terminal arjosari merupakan terminal terpadu yang terletak di Jl. Terusan Raden Intan No. 01 Kecamatan Blimbing Malang yang merupakan pintu gerbang Kota Malang dari arah utara. Terminal Arjosari ini melayani angkutan umum terutama bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Selain melayani bus AKDP dan AKAP, terminal Arjosari juga melayani angkutan kota penghubung terminal-terminal kecil di malang raya. Terminal Arjosari menyediakan 8 shelter (jalur keberangkatan). Adapun Shelter tersebut yaitu (Mulyono, 2008): Shelter Tujuan 1 Malang-Oso Wilangun (ekonomi) 2 Malang-Dampit (ekonomi) 3 Malang-Blitar-Tulungagung (ekonomi) 4 Malang-Probolinggo-Jember (ekonomi) 5 Malang-Surabaya (ekonomi). 6 Malang-Surabaya (patas) 7 Malang Probolinggo (Patas) 8 Shelter bis executive (Malang-Jogja-Purwokerto, Malang-Pekalongan, Malang-Cirebon, Malang-Semarang, Malang-Bandung, Malang-Jakarta, Malang-Medan, Malang-Denpasar, Malang-Sumbawa) Terminal Arjosari memiliki Jalur kedatangan bis sebanyak 2 jalur. Adapun Fasilitas - fasilitas yang tersedia di Terminal Arjosari bisa di katakan lengkap, di antaranya (Mulyono, 2008): Fasilitas UTAMA: 1. Jalur Kedatangan Bus 2. Jalur Keberangkatan Bus 3. Tempat parkir/ngetem Bus 4. Jalur lintasan 5. Tempat istirahat sementara Bus 6. Menara Pengawas 7. LCD Informasi yang memuat jurusan bus. tarif, dan jadwal keberangkatan 8. Pelataran Parkir kendaraan/mobil pengantar/penjemput. Fasilitas Peninjau: 1. Ruang Tunggu penumpang 2. Agen Tiket Bus Eksekutif. 2. Areal Parkir 3. Musholla 4. Kamar Mandi 5.Kantin, Cafe, depot-depot/warung Jam operasional terminal Arjosari untuk transportasi bus dimulai sekitar pukul 4 pagi hingga pukul 10 malam (Mulyono, 2008). BAB III METODE DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam observasi yang telah kami lakukan, kami menggunakan metode wawancara kepada masyarakat yang terlibat dalam aktivitas yang ada di terminal Arjosari dan kami mengambil beberapa gambar sebagai dokumentasi untuk memperkuat analisi kami. Kami berbagi tugas untuk mendapatkan informasi mengenai Pelayanan Publik yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di Terminal Arjosari. 3.2 Hasil Penelitian Dari observasi yang telah kami lakukan pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012, mengenai Pelayanan Publik yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Masyarakat Madani di Terminal Arjosari, kami mendapatkan data sebagai berikut: 1. Tukang Parkir Seorang tukang parkir yang bernama bapak suprapto, beliau mengatakian bahwa parkiran dibuka setiap hari selama 24 jam, dengan tarif Rp.1000 untuk sepeda, dan biasanya penitipan paling lama selama 3 hari. Penjagaan parkir dilakukan secara bergilir sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, dan beliau mendapatkan penghasilan sebesar 900.000/bulan. Pak suprapto juga menjelaskan bahwa selama 4 tahun menjadi tukang parker, keadaan terminal sangat aman, tidak pernah terjadi kehilngan atau tindakan criminal, dan pelayanan kepada masyarakat juga baik, sehingga banyak orang yang merasa aman, apalagi seluruh anggota yang berada diterminal Arjosari di wajibkan mempunyai KTA (Kartu Tanda Anggota), agar lebih aman dan tidak ada penyelundupan. 2. Pedagang Kios Seorang tukang kios yeng bernama ibu jamilah, beliau berjualan di terminal Arjosari sejak tahun 1989 sampai sekarang, penghasilan yang didapatkan rata-rata sebesar 500.000/bulan. “dari hasil yang kami dapatkan, kami wajib membayar biaya distribusi 5.000/hari kepada pihak terminal, dengan adanya aturan tersebut kami tidak merasa keberatan, justru mrerasa aman, kami mulai berjualan dari jam 05.00-22.00, dan biasanya kios ramai ketika hari-hari liburan”, tuturnya. 3. Pedagang Kaki Lima Seorang pedagang kaki lima yang bernama bapak Ali, dia berkata “Saya sudah bekerja disini selam 20 tahun, biasanya saya mangkal mulai jam 07.00-17.00, saya mendapat penghasilan 700.000/bulan, yang kebanyakan pelanggannya sopir-sopir, dan membayar distrubusi 60.000/bulan, biaya tersebut antar pedagang tidak sama, sesuai dengan luas lahan yang digunakan”, ucapnya. Beliau adalah salah satu pedagang yang sangat lama, jadi belaiu mempunyai banyak informasi tentang keadaan terminal, beliau juga bercerita “ dulu saya sempat di gusur karena belum mempunyai KTA, dan pelayanannya tidak baik seperti sekarang, dulu meminta pajak semena-mena, dan banyak kejadian kriminalitas yang terjadi di terminal,karena tidak ada aturan dan penjagaan yang aman seperti sekarang. 4. Tukang Becak Seorang tukang becak bernama Saturi dari tertomoyo yang baru bekerja sebagai tukang becak mulai bulan puasa kemaren, dia pindah profesi dari tukang proyek sejak ia mendengar bahwa bekerja di terminal Arjosari lebih aman dan lebih menguntungkan, pendapatan yang didapatkan sekitar 100.000/hari. P.Saturi juga berkata bahwa di dalam pangkalan becak terdapat organisasi, yang di pilih secara demokrasi dengan tujuan agar terjalin keaman dan kerukunan antar tukang becak dalam bekerja,dan membayar distribusi sebesar 5000/hari untuk perbaikan dan kesejahteraan anggota, dengan anggota yang terdiri dari 23 becak. 5. Satpam Seorang satpam yang bernama bapak Eko yang sudah menjadi satpam terminal Arjosari sejak tahun 1992, mengatakan bahwa sejak lima tahun terakhir ini keadaan terminal sudah aman, dibandingkan sebelumnya, yang banyak terdapat wanita malam, para penjudi dan pemabuk, dan sering terjadi tindakan kejahatan, kriminalitas dan pelanggaran asusila. Namun masalah tersebut sudah di atasi dengan ditetapkannya aturan-aturan dari pihak terminal dan satpol PP belimbing yang terus beroperasi dalam penjagaan keamanan terminal Arjosari dan sekitarnya, sehingga terminal menjadi aman. 6. Penduduk Seorang penduduk sekitar terminal bernama bapak Aji menjelaskan bahwa dengan adanya terminal di dareah arjosari ini, para penduduk tidak merasa kecewa justru merasa senang, karena terminal ini memberikan keuntungan, baik secara ekonomi, sosial dan sarana transportasi. Penduduk dapat bekerja di terminal, baik sebagai satpam, penjaga toilet, tukang parker, penjual, dll. Dan penduduk juga bisa bersosial dengan masyarakat luas serta lebih mudah mendapatkan sarana transportasi. 7. Pedagang Asongan Seorang pedagang asongan bernama bapak jamal sudah sejak kecil bekerja sebagai pedagang asongan di terminal sampai sekarang (23 tahun). Penghasilannya 30.000/hari, dan membayar distribusi sebesar 500/hari, beliau bercerita “dulu di terminal ini sering terjadi perampokan, bahkan sampai perampok tersebut meninggal karena di grebek masa, sering terjadi penodongan dan pencopetan, dan dulu saya selalu dimintai uang oleh oknum-oknum yang tidak berhak. Namun keadaan terminal sekarang sudah aman, karena pihak terminal sudah menetapkan aturan-aturan, seperti: diwajibkan mempunyai KTA, dan pemberian sanksi bagi yang melanggar. 8. Penjaga Toilet Seorang penjaga toilet bernama Bapak Muharri, menjelaskan bahwa penghasilannya 30.000/hari dan tarif Rp.1000 untuk buang air besar, buang air kecil, dan 2.000 untuk mandi. Diantara orang-orang yang menggunakan toilet ada yang bayar dan ada yang tidak bayar. Dan penjagaan toilet dilakukan secara bergilir, sesuai jadwal piket, dan uangnya di setorkan kepada pemilik toilet, semua yang bekerja disini menyetorkan uang dengan jujur, dan pemilik toilet menggaji petugas sesuai ketentuan dan adil. 9. Sopir Bus Seorang sopir bus bernama Bapak Kusnadi asal lumajang, mengatakan “penghasilan saya sebesar 40.000/hari, kami wajib membayar uang TPR setiap masuk terminal sebesar Rp.3000 untuk perbaikan terminal, pelayanan terminal sudah bagus buktinya sekarang sudah diperluas pembangunannya, saya tidak pernah melihat tindakan criminal atau pelanggaran HAM, namun kebanyakan pelanggaran dilakukan oleh penumpang, salah satunya terkadang tidak membayar uang transport, merokok di bus yang mengganggu keamanan penumpang lain, dll. 10. Sopir Taksi Seorang sopir taksi bernama bapak Suryo yang sudah bekerja sebagai sopir taksi selama 9 tahun, mengatakan bahwa penghasilannya sebesar 75.000 per transportasi, dengan ketentuan tiap buka pintu taksi bayar 5.000, dan tiap 1 km biayanya 3.000. Biaya distribusi 2.000 yang diberikan kepada terminal, pelayanan terminal sudah cukup baik, namun fasilitasnya kurang memadai, tidak adanya tempat duduk untuk para sopir taksi dan bus, sehingga tempat duduknya bercampur dengan para penumpang, namun keamanannya sangat baik, apabila terjadi pelanggaran maka pihak terminal langsung memberi sanksi. 11. Pemulung Seorang pemulung bernama bapak Jampito yang sudah bekerja di terminal arjosari selama 9 tahun mengatakan bahwa penghasilannya sebesar 35.000/hari, dia juga memiliki KTA dan wajib membayar distribusi sebesar 50.000/bulan, dia tidak merasa keberatan karena pihak terminal memberi pelayanan yang baik, berupa dia diperbolehkan bekerja sebagai angkat barang, nyemir sepatu, mayung, dan mengambil rosokan. Dia juga bercerita “dahulu keadaan terminal Arjosari tidak aman, banyak terjadi perkelahian, perjudian, mabuk, penodongan, kekerasan dan pembunuhan, namun kini sudah tidak ada lagi, sekarang keadaan terminal Arjosari sangat aman. 12. Petugas loket Seorang petugas loket yang bernama bapak Arif menjelaskan bahwa di terminal Arjosari sistem pemesanan tiket bisa dengan via sms atau pesan langsung, dan di buka mulai jam 06.30-20.00. Pengantriannya dilakukan sesuai aturan yaitu siapa yang datang lebih dahulu. Kebanyakan pelanggaran disebabkan oleh para penumpang yaitu datangnya terlambat, apabila di tinggal marah-marah, dan terkadang barang bawaannya melebihi batas, sehingga merepotkan petugas. Kalau dulu petugas sering melakukan pelanggaran seperti tidak setor uang tiket, tidak piket tanpa alasan, dan penyalahgunaan uang tiket, namun sekarang sudah tertib, setelah ditetapkan peraturan yang ketat dan sanksi bagi yang melanggar. 13. Penumpang Seorang penumpang yang bernama Ibu Hari asal malang yang mau pergi ke Gresik, mengatakan bahwa pelayanan publik diterminal cukup baik, namun banyak fasilitas yang kurang memadai, seperti tidak adanya tempat khusus pedagang asongan, tempatnya kotor, tidak ada peron, rusaknya telphon umum dan wartel. kondisi bus yang tidak nyaman, dikarenakan asap rokok, bersin dan batuk sembarangan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelayanan Publik di Terminal Arjosari Dari hasil observasi, terminal Arjosari merupakan terminal yang pelayanan Publiknya cukup baik dalam segi keamanan, namun dalam segi fasilitas kurang memadai, seperti tidak adanya tempat khusus bgi pedagang asongan, sehingga tempat menunggu penumpang digunakan untuk berjualan, tidak adanya tempat duduk untuk para sopir, sehingga tempat duduknya bercampur dengan tempat duduk penumpang, tidak adanya peron di area parker bus, sehingga ketika hujan para penumpang kehujanan dan merasa pelayanannya kurang baik, tidak adanya tempat khusus untuk pedagang kaki lima sehingga memadatkan jalan, atap terminal ada yang bocor, lingkungannya agak kotor, sehingga penumpang merasa tidak nyaman serta rusaknya telphon umum dan wartel, sehingga penumpang merasa kesulitan untuk berkomunikasi, serta terdapat sebagiaan orang yang parker di sembarang tempat. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah setempat untuk memperbaiki fasilitas yang ada di terminal Arjosari serta kurangnya kesadaran dari masyarakat akan menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan terminal, berarti masyarakat tersebut belum bisa dikatakan masyarakat madani. Mayarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya dengan karakteristik: Free public sphere (ruang publik yang bebas), demokratisasi, toleransi, pluralism, keadilan sosial (social justice), partisipasi sosial dan supremasi hukum (Irjan, 1999). Dalam pelaksaan peraturan, terminal arjosari dikatakan sudah sangat bagus. Buktinya ketika kami melakukan wawancara kepada staff pimpinan terminal Arjosari, mereka menolak surat permohonan wawancara yang telah kami ajukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi dan peraturan terminal Arjosari, mereka meminta kita melakukan observasi sesuai dengan prosedur peraturan yang telah di tetapkan oleh wali kota Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang pelayanan pemberian rekomendasi pelaksanaan penelitian dan praktek kerja lapangan di lingkungan pemerintah kota malang oleh BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (BAKESBANG) Kota Malang dan DINAS PERHUBUNGAN (DISHUB) Kota Malang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mentaati peraturan pemerintah kabupaten malang, namun mereka kurang terbuka dalam pemberian informasi kepada masyarakat, sehingga kami kesulitan mendapatkan informasi tentang terminal Arjosari. Kami telah melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan informasi sesuai dengan prosedur, akan tetapi tidak hasilnya, dari pihak BAKESBANG dan DISHUB juga meempersulitkan kami, meski demikian kami merasa mendapatkan sebuah pengalaman yang berharga, dan kami mengetahui bagaimana tata cara melakukan observasi yang sesuai dengan prosedur. Peraturan telah dilaksanakan dengan baik oleh para warga terminal seperti halya aturan yang mewajibkan pembuatan KTA bagi semua anggota baik dari atasan, penjaga toilet, tukang parker, pedagang asongan sampai pemulung peraturan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyelundupan dan menciptakan keamanan serta kenyaman para masyarakat yang terlibat dalam kegiatan di terminal arjosari ini. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kondisi keamanan terminal arjosari saat ini dalam keadaan aman jika dibanding dengan keadaan 5 tahun sebelumnya, kondisi terminal 5 tahun yang lalu sangat buruk, banyak terjadi tindakan kriminalitas dan pelanggaran asusila, seperti pencopetan, perampokan, penculikan, penodongan, pemerkosaan, perjudian, dan mabuk-mabukan. Hal itu menunjukkan bahwa keadaan terminal 5 tahun sebelumnya banyak terjadi pelanggaran HAM, namun sekarang masalah tersebut sudah diatasi dengan berlakunya peraturan pemerintah setempat dan peraturan terminal serta berjalanannya sistem pengoperasian yang di lakukan oleh satpol PP belimbing. Sehingga keadaan terminal saat ini tidak pernah terjadi tindakan kriminalitas dan pelanggaran asusila. Terminal arjosari juga menerapkan sistem keorganisasian pada setiap objek yang ada di terminal, seperti kelompok becak, tukang ojek, sopir angkot, pedagang dan petugas loket. Kepengurusan tersebut di pilih secara demokrasi dan bekerja sesuai tugasnya, misalkan penjagaan dilakukan sesuai jadwal piketnya. Hal tersebut menunjukkan penerapan tentang demokrasi. Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata dêmos "rakyat" dan Kratos "kekuasaan", jadi Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan) (Indrawan, 1999). Salah satu pendapat penumpang tentang kondisi bus terkadang penumpang merasa terganggu dengan asap rokok, bersin, dan, batuk, mereka seakan tidak bisa menikmati perjalanan yang sedang dilakukannya, padahal mereka telah membayar tarif kendaraan yang seharusnya mendapatkan kenyamanan sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan. Mereka semua mempunyai beberapa hak yang seharusnya dapat terpenuhi sebagai para penumpang. Sebagai negara yang mengakui adanya demokrasi dan HAM, seharusnya setiap orang mengetahui apa yang seharusnya dilakukan tanpa membuat seseorang merasa terganggu dengan bersikap yang baik di dalam kendaraan umum. Dalam antrean pemesanan karcis, sering terjadi kecurangan antara penumpang yang satu dengan penumpang yang lain. Banyak diantara mereka yang tidak mau menunggu gilirannya dengan baik. Mereka lebih sering menyerobot penumpang yang lain dengan sebab yang tidak jelas. Padahal sebagai Negara yang demokratis, seharusnya para penumpang harus antre dengan baik sesuai dengan urutannya. namun tarif yang ditentukan sudah sesuai dengan jarak yang di tempuh, serta keamannya juga sudah baik. Contoh pelanggaran demokrasi dan HAM yang juga pernah terjadi, diantaranya yaitu ketika naik ke bus dalam kerumunan banyak orang yang berdesakan untuk berebut mendapatkan tempat duduk yang nyaman , sorang kondektur bus seakan membuat peraturan sendiri untuk segera masuk ke dalam bus, jika tidak segera masuk maka akan ketinggalan bus. Hal ini membuat penumpang tergopoh-gopoh untuk masuk dalam kendaraan tersebut. Selain itu dalam mengemudikan bus, sopir sering menggunakan kecepatan di atas rata-rata yang membuat penumpang merasa was-was dengan keselamatannya. Bukankah setiap penumpang mempunyai hak untuk mendapatkan dan mencari tempat duduk yang layak ketika di atas kendaraan, diantar sampai tujuan dengan keadaan selamat tanpa merasakan kekhawatiran atau rasa was-was dalam hati para penumpang. Masalah Demokrasi di terminal Landungsari sudah terpenuhi, seperti pernyataan dari Ibu Halimah, seorang penumpang “Alhamdulillah, kalau masalah demokrasi di terminal manapun, Khususnya Arjosari sudah bisa saya rasakan. Buktinya saya terlibat didalamnya, hakikat dari demokrasi itu kan keterlibatan kita terhadap segala aspek pemerintah. Kalau terminal itu kan salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kita semua agar masyarakat bisa dengan bebas memilih kendaraan mana yang akan dinaiki.” Dari pernyataan diatas kita mengerti bahwa demokrasi di terminal sudah dirasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. 4.2 Cara Mengoptimalkan Pelayanan Publik di Terminal Arjosari Pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan untuk kesejahteraan umum, kapanpumn, dimanapun, baik terminal, rumah sakit, parkiran, tempat wisata, kelurahan, puskesmas, dan lain-lain, serta dalam situasi apapun. Pelayanan publik ini di tujukan kepada masyarakat agar merasa terpenuhi hak-haknya, serta mendapat pelayanan yang baik. Cara mengoptimalkan pelayanan publik di terminal Arjosari yaitu : 1. Menanamkan kesadaran akan penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam segala aspek kehidupan. 2. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terhadap pentingnya pelayanan publik. 3. Mengajukan dana perbaikan kepada pemerintah untuk mendapatkan perbaikan fasilitas terminal. 4. Menetapkan peraturan yang bersifat membangun kemajuan pelayan publik terminal Arjosari. 5. Menegakkan hokum-hukum yang berlaku dan pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar. 6. Penerapan sistem demokrasi dalam struktur keorganisasian. 7. Bersifat terbuka terhadap masyarakat. 8. Saling menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban area terminal. 9. Bersikap jujur dan adil dalam melasanakan kewajiban sebagai masyarakat, baik anggota maupun penumpang. 10. Tidak mengganggu kenyamanan orang lain. 11. Saling menghargai dan memperhatikan keaadaan sekeliling kita. 12. Bersikap ramah dalam melayani publik dengan tidak membeda-bedakan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Terminal Arjosari adalah salah satu tempat umum yang memberikan fasilitas transportasi untuk mempermudah seseorang dalam melakukan perjalanan, yang berdiri pada tahun 1988 di Jl. Terusan Raden Intan No. 01 Kecamatan Blimbing Malang . Pelayanan publik yang ada disana sudah cukup baik, namun fasilitas yang ada kurang memadai, penerapan HAM sudah terlaksana oleh pihak anggota terminal, namun pelanggaran demokrasi yang terjadi itu kebanyakan dari penumpangnya, dan kondisi terminal pada saat 5 tahun yang lalu sering terjadi kriminalitas dan pelanggaran asusila, tetapi kini sudah sangat aman, setelah ditetapkan peraturan dan pemberian sanksi terhadap yang melanggar. Masyarakat terminal Arjosari belum bisa di katakan sebagai masyarakat madani, karena belum mempunyai kesadaran atas kebersihan dan ketertiban lingkungan terminal serta kurang tanggap atas aktivitas terminal Arjosari. Cara mengoptimalkan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari, yaitu: Menanamkan kesadaran akan penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam segala aspek kehidupan, melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terhadap pentingnya pelayanan publik , mengajukan dana perbaikan kepada pemerintah untuk mendapatkan perbaikan fasilitas terminal, menetapkan peraturan yang bersifat membangun kemajuan pelayan publik terminal Arjosari, menegakkan hokum-hukum yang berlaku dan pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar, penerapan sistem demokrasi dalam struktur keorganisasian, bersifat terbuka terhadap masyarakat, saling menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban area terminal, bersikap jujur dan adil dalam melasanakan kewajiban sebagai masyarakat, baik anggota maupun penumpang, tidak mengganggu kenyamanan orang lain, saling menghargai dan memperhatikan keaadaan sekeliling kita, dan bersikap ramah dalam melayani publik dengan tidak membeda-bedakan. 4.2 Saran Melihat penerapan pelayanan publik yang ada di terminal Arjosari Malang, kita harus mengaplikasikan pengetahuan kita kedalam kehidupan nyata. Ikut serta dalam penerapan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, sehingga terbentuk masyarakat madani yang pelayanan publiknya di nilai optimal. DAFTAR PUSTAKA Ilyas, M. 2002. Pengetahuan Tentang Terminal. Bandung : Maha Karya. Indrawan, Rahmat. 1999. Pentingnya Demokrasi. Surabaya : Adi Cipta. Irjan, Ahmad. Kehidupan Masyarakat Madani. Yogyakarta : Widya Prima. Kompas. 2011. Modernisasi Terminal Arjosari Malang. Malang : Malang Press. Mulyono. 2008. Seputar Tentang Terminal Arjosari Malang. Malang : Malang Press. Suprapto. 2006. Sarana Transportasi Darat. Jakarta: Binacipta. LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIVAnews - DUNIA

Popular Posts

buka blog

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009